Putriku Pertama Masuk Sekolah Dasar
Sebenarnya pendidikan adalah kewajiban orangtua sampai ia mengenal Allooh Ta'ala. dan Yang Wajib dipelajari adalah ilmu tentang mengenal Sang Pencipta. Ada sedikit perdebatan sebenarnya dalam memasukkan anak ke sekolah. Terkadang bagi seorang suami mempunyai keputusan tersendiri, dan begitu juga dengan seorang istri. Namun jika sebaiknya didiskusikan dengan baik, tidak dengan egonya masing-masing akan terjalin keharmonisan dan kebahagian dengan keputusan bersama.
Sangat dimungkinkan seorang Ayah dengan segala argumentasinya dan dasarnya mempunyai wewenang dalam mendidik anak, namun juga ada seorang Ibu yang merasa mampu untuk menyekolahkan Anak, sehingga ia tak mau berdiskusi dan tak mau mengikuti Argumen Suaminya. Sehingga terjadi perdebatan.
Ada juga Sebuah keluarga yang nurut apa kata Suami sebagai kepala keluarga, dan ada juga yang Suami ini memasrahkan kepada sang istri, terserah istri mau disekolahkan dimana anaknya. Inilah gambaran yang terjadi di era sekarang ini.
jika diamati lebih lanjut, banyak juga orangtua pemula ini, begitu sangat mengkhawatirkan terhadap anaknya, seakan akan dunia anaknya didalam genggamannya. Masuk sekolah ditungguin, sampai selesai. inilah sebenarnya orangtua yang mengajarkan kehidupan sebenarnya. Ada juga yang diantar langsung pulang.
Berbeda dulu ketika saya dulu sekolah dasar. Orangtua dirumah sudah memesan kepada saya, bahwa sekolah itu harus berangkat sendiri, dan pulang sendiri. Perkataan itu, begitu masuk dan kemudian saya mencari teman sekitar untuk berangkat bareng bareng. Kalo sekarang tidak, ada perbedaan yang signifikan. Seperti kehihupan yang individualistis, Anak diantar dan dijemput. bahkan sampai ada yang menunggu di sekolahan, karena mungkin anak dak mau ditinggallah, atau banget sayangnyalah atau ada faktor lain yaitu ingin melihat anaknya sekolah.
Inilah potret era sekarang, 2019. Sebenarnya potret ini sudah mulai terlihat sejak 2010 dimana rata rata orangtuanya sangat kasih sehingga seringnya memanjakan anak sampai kebangetan. Contohnya, adalah masalah gadget. Hp smartphone ini seringkali anak melihat dan memintanya. Ada juga malah orangtua ngasih gadget ke anaknya. Sebenarnya ini masalah sepeleh, namun akan jadi besar kalo dibiarkan. tidak dikontrol penggunaannya.
Inilah titik pointnya, dalam pendidikan sebenarnya ada titik kontrol, agar pendidikan itu berjalan dengan baik. Orangtua harus memahaminya, termasuk saya. Namun terkadang titik kontrol di pendidikan di rumah ini sangat sangatlah lemah sekali bahkan tidak ada. Ada banyak manfaat yang akan didapat jika kita sebagai orangtua mampu mengontrol anak demi masa depannya.
Pernah saya mendengar di dalam pengajian, dikatakan bahwa orangtua terkadang malah jadi budaknya anak anak gara gara sering menuruti permintaan anak. ini masalah besar. Anak umur 0-7 tahun memang diharuskan menjadi Raja, tetapi orangtua bukanlah kacungnya atau budaknya.... Jadilah sebagai penasehat Raja. Penasehat ini akan memberikan pendidikan kepada Anak mulai dari 0-7 tahun. Sehingga akan memberi nasehat nasehat baik itu larangan, atau perintah ataupun hanya diskusi sebagai teman cerita sehari-hari. bukan malah jadi budak yang harus ini dan itu diperintah anak.
Ketika orangtua memposisikan dirinya sebagaii penasehat maka inilah realnya pendidikan untuk anak. Anak setelah baligh mempunyai kewajiban sholat, maka penasehat harus ngerti setiap umur anak harus selalu diberi pengajaran sholat, sehingga ketika ia sudah mulai umur 7 tahun atau sudah baligh, si anak bisa sholat sendiri dengan mencontoh dari penasehat raja tadi.
Janganlah menjadi orangtua yang hanya memikirkan perutnya si anak saja. tetapi jadilah orangtua yang memikirkan pendidikan agama yang baik. pendidikan akhlak yang baik. pendidikan untuk masa depan anak yang sesuai dengan kapasitasnya.
Posting Komentar untuk "Putriku Pertama Masuk Sekolah Dasar"