Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KH Abdussalam Tokoh penggerak Dakwah

Ada dua tokoh yang mempunyai karakter hampir mirip dan mempunyai nama yang sama. Sama sama mempunyai nama KH Abdussalam. Tokoh Pertama KH Abdussalam dari Kajen Pati Jawa Tengah, dan Tokoh kedua KH Abdussalam dari Rokan Hilir Riau. 

KH Abdullah Zain Salam bin KH Abdussalam

1. KH Abdussalam Kajen Pati

Beliau biasa dipanggil Mbah Salam yang lahir dan wafat di desa Kajen Margoyoso Pati. Tepatnya tanggal lahir dan wafat, kami belum mendapatkan informasi itu. Namun secara secara nasab atau garis keturunan, mbah Salam adalah putra dari KH Abdullah bin Ismaiil dan nasabnya sampai pada waliyullah KH. Ahmad Mutamakkin, Kajen Pati yang makamnya sampai hari ini ramai dikunjungi peziarah dari mana saja. Nasab beliau yaitu KH Abdussalam bin KH Abdullaah bin Nyai Mutiroh binti KH Bunyamin bin Nyai Toyyibah binti K Muhammad Hedro Kusumo bin KH. Ahmad Mutamakkin.

Mbah Salam adalah pendiri (Muassis) dari sebuah Perguruan Islam yang bernama Mathaliul Falah yang pada jaman itu bernama sekolah Arab, yaitu berdiri tahun 1912 dimana saat Belanda menjajah nusantara. Mbah salam ini menjadi tokoh penggerak dakwah dengan dakwah yang haq, dakwah ahlussunnah wal jamaah. Dan kemudian muncullah Ide dan gagasan dari Mbah Salam untuk menguatkan dakwah aswaja ini melalui jalan formal. Hal ini bertujuan untuk meneruskan perjuangan ayah dan kakek moyangnya, yaitu KH. Ahmad Mutammakkin, yang mempunyai keimanan yang kuat, yaitu meyakini bahwa Allah ada Tanpa Tempat. Allah tidak serupa dengan suatu apapun. Apapun yang kita pikirkan tentang Allah, maka Allaah tidak seperti itu. Inilah akidah Mbah Mutamakkin.

Dengan berdirinya sekolah arab yang digagas mbah salam, dakwah islam di daerah tersebut menjadi menyebar luas. Dengan berpedoman asas agama dan pondasinya yaitu akidah ahlussunnah wal jamaah, yaitu meyakini bahwa Allah tidak bisa dibayangkan, Allah ada tanpa tempat. Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. Inilah akidah yang diajarkan mbah salam kepada para jamaahnya sesuai yang diajarkan oleh ayah dan kakek moyangnya, KH Ahmad Mutamakkin. Mbah Salam juga menjadi penggerak dan pendiri dari pondok pesantren yang berada di komplek Polgarut, Kajen dan ditiru oleh putra dan cucunya.

Terbukti sampai hari ini, bahwa Kajen merupakan pusat pendidikan islam yang menjadi perhatian para pencari ilmu dari segala penjuru. Sehingga murid mbah salam juga dari berbagai daerah, diantaranya adalah KH Sahal Mahfudh pendiri Pondok Pesantren Maslakul Huda, KH. Abdullah Zen Salam pendiri PP. Mathaliul Huda, dan PP. Al-husna, KH. Ali Mukhtar Pendiri PP. Masyithah. Ketiga ulama ini adalah putra dari Mbah Salam sendiri. Selain putranya adalah KH. Ali Mukhtar Pendiri PP. Bulu Dana, KH. Hasbullah pendiri PP. Kauman, dan masih banyak lagi. Pada periode selanjutnya santri-santri Mbah Salam meneruskan perjuangannya dan juga mampu mencetak banyak ulama-ulama besar juga, seperti KH. Muhammadun pendiri PP. APIK, KH. Fayumi Munji pendiri PP. PRU, KH. Kasir pendiri PP. PMU, dan masih banyak lagi lainnnya.

Mbah Salam adalah tokoh yang sudah hafal alquran sebagaimana didikan ayah dan kakeknya. Seorang Kiyai yang hafal al-Quran, meneruskan tradisi keluarga agar putra dan cucunya mampu hafal Al Qur'an. Hal itu menjadi sangat istimewa karena memang benar putra dan cucu hafal Alquran. Ini adalah warisan yang luar biasa kepada keturunannya. Namun ada yang aneh dari beliau saat menghafal Alqur'an. Mbah Salam ini menghafal al-Quran dan menjadi seorang hafidh saat usia beliau sudah beranjak tua. Hal ini tidak seperti biasanya para ulama yang mampu menghafal alqur'an sejak usia muda atau masih anak-anak. 

Mbah salam ini ternyata meniru para shahabat rosulullah yang memprioritaskan belajar ilmu tentang keimanan (ilmu tauhid) sebelum ilmu-ilmu yang lain. Disebutkan bahwa Shahabat Jundub bin 'Abdillah رضي الله عنه berkata: 

"Kami dulu bersama Nabi ﷺ ketika berusia menjelang baligh, kami belajar keimanan sebelum kami belajar al Qur’an. Lalu kami mempelajari al Qur’an, maka bertambahlah keimanan kami."

Mbah Salam juga berprinsip bahwa kemuliaan dan keutamaan ilmu itu tergantung kemuliaan pembahasannya. Karena yang dibahas dalam ilmu tauhid adalah pembahasan yang paling mulia, yaitu pembahasan tentang Allah dan Rasul-Nya, oleh karena itulah ilmu tauhid disebut ilmu yang paling mulia. 

Saat pertama kali Mbah Salam mau menghafal al-Quran, Mbah Salam ini merenung sesuatu. Renungan itu adalah memikirkan dakwah yang ada di daerahnya. Akhirnya mbah Salam menemukan masih ada kekurangan dalam dakwahnya yaitu di desa Kajen belum ada seorang guru yang alim sekaligus hafal Al-quran. Lalu kemudian beliau berinisiatif mendatangkan Kiai Hasbullah dari Sedan Rembang yang hafid qur'an untuk mengajar Al-quran kepada santri-santrinya di pondok beliau Polgarut. 

Singkat cerita, Kiai Hasbullah pun memenuhi permintaan Mbah Salam untuk mengajar al-Quran di Kajen. Akan tetapi di perjalanan mengajarnya, Mbah Salam justru tertarik dengan metode dakwah yang digunakan Kiai Hasbullah sehingga ingin menjadi muridnya. Hal ini dikarenakan mbah Salam melihat dalam mengajar al-Quran, apabila Kiai Hasbullah mendapati santri yang terlalu sulit dalam membaca al-Quran, beliau meludahi mulut santri tersebut, sehingga akhirnya santri tersebut menjadi mudah membaca dan menghafal alquran. Dari kejadian inilah, Mbah Salam berniat menghafalkan al-Quran kepada Kiai Hasbullah. Al hasil, mbah Salam mampu menghafal Alquran dan juga mengajarkan al-Quran kepada santri-santrinya.

Dari sinilah, perjuangan dakwahnya diteruskan oleh putra-putranya yang semuanya menjadi tokoh dan ulama. 

2. KH Abdussalam Rokan Hilir Riau.


KH Abdussalam ini bernama lengkap KH Abdussalam Abdul Mutholib bin KH Syaufi bin KH. Mudo Madlawan. Ayah dan kakeknya ini mempunyai kegigihan yang kuat dalam mengajarkan islam di kampungnya.

Ayah beliau, KH Syaufi ini adalah pendiri Ponpes Dar Aswaja yang dimulai tahun 1989 dan baru dibuka tahun 1997 dengan jumlah santri 15 orang. KH Abdussalam ini pun pergi berguru kepada Syaikh Abdullah Al Harari Lebanon, mujaddid dan juga muhaddits abad ini. Beliau adalah murid pertama yang langsung talaqqi dengan guru Syaikh Abdullah Al Harari Lebanon. Sehingga kegigihan syaikh Abdullah Al harari ini menular kepada beliau.

Kegigihan KH Abdussalam ini juga meniru ayah dan kakeknya yang luar biasa. Sehingga lengkap sudah karakter dakwah yang gigih dan kuat dari beliau, KH Abdussalam. Beliau adalah penerus pendiri pondok pesantren Dar Aswaja Kubu Babussalam Rokan Hilir Riau. 

Beliau juga merupakan salah satu tokoh perintis berdirinya yayasan Syahamah yang komitmen dalam penyebaran dan pembentengan Aswaja (Ahlussunah wal Jama'ah Asy'ariyah maturidiyyah) di Indonesia. Beliau adalah seorang pejuang Aswaja yang gigih, ulet dan memiliki jaringan yang luas dan kuat. Beliau adalah seorang pengasuh pesantren yang istiqomah dalam mendidik para santri. 

Beliau, KH Abdussalam kemarin tanggal 25 Agustus 2022 atau 27 Muharram 1444 H meninggal dunia. Lahumul Faatihah.

Ada sebuah Cerita langsung dari Kang Ahmad Rif'an al Brebesi, bahwa diceritakan:

Pernah saya (Ahmad Rif'an) diajak ngobrol beberap kali oleh beliau bahwa diantara cita-cita yang ingin beliau wujudkan adalah seminar besar bersama PCNU Rokan Hilir dengan mengangkat tema penyelamatan karya karya ulama Ahlussunnah Wal jama'ah dari sisipan-sisipan tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Saat mendengar itu, Saya (ahmad rif'an) sangat senang dan menunggu nunggu acara itu, apalagi akan mendatangkan guru-guru saya (ahmad rif'an) yang termasuk teman dekat beliau.

Alasan beliau apa...?

Cita-cita beliau ingin diwujudkan dikarenakan pada zaman sekarang banyak orang yang belum tahu, menganggap semua isi kitab itu benar...padahal sangat banyak kitab kitab ulama kita yang dirusak oleh oleh kelompok diluar ahlussunnah wal jama'ah.

Sesuai dengan nama pondok yang beliau asuh DAR ASWAJA, maka yang beliau tanamkan betul pada santri santrinya dan masyarakat adalah pengenalan tentang aqidah; keyakinan yang benar yang diajarkan oleh Rosulullâh Sholallâhu 'alaihi wasallam.

Buya Abdussalam, nama yang dibeikan langsung oleh guru besarnya, Syaikh Abdullah Al Harari, sedangkan nama asli beliau Buya Abdul Mutholib.

Dikenal sebagai pemimpin yang disiplin, tegas, peduli dengan umat dan sangat bersemangat dalam berdakwah, menyebarluaskan aqidah Aswaja dan menentang keras kelompok yang menyalahinya, sampai sampai klompok  W*h*bi takut dengan nama beliau.

Bukti kesemangatan beliau dalam berdakwah yaitu setiap kali ada kesempatan untuk sambutan, ceramah, pasti penjelasan keaswajaan beliau sampaikan di depan orang banyak dan andaikan beliau berhalangan karena sakit beliau meminta agar santrinya yang menyampaikan.

Mungkin sebagian kalangan akan menganggap..ah lagi lagi itu yang disampaikan,..demi keselamatan umat dari kekekalan di neraka, itu lah yang beliau prioritaskan, karena seseorang bisa masuk ke surga syaratnya harus mempunyai keyakinan yang benar.

KH Abdussalam Sangat Peduli umat

Iya, sangat peduli beliau kepada umat, sangat jarang beliau cerita tentang dirinya atau keluarganya kecuali ada kemaslahatan dakwah, bahkan persaksian dari orang yang bertahun-tahun mendampingi dakwah beliau khususnya dalam mengelola yayasan Dar Aswaja ia belum pernah mendengar sama sekali cerita dirinya melainkan hanya keadaan umat yang beliau ceritakan.

Seorang kyai yang Tawâdu'

Siap menerima nasihat meski dari orang yang lebih muda, tidak sombong dengan keilmuannya bahkan sering kali minta belajar dengan asatidz yang mengajar di pondoknya. Beberapa kali tanpa rasa malu beliau duduk disamping saya (ahmad rif'an) saat menyampaikan kajian umum kepada santri santrinya.


Ini adalah sebagian sifat dan kebaikan yang saya (ahmad rif'an) kenal dari diri beliau selama membantu mengajar dipondok pesantren Dar Aswaja

Semoga Allâh mengampuni dosa dosanya, menempatkan beliau di surga Nya dan mengumpulkan bersama Nabi Muhammad shollallaahu Alaihi Wasallam dan orang orang sholih,...âmîn bijâhi sayyidil mursalîn...

Posting Komentar untuk "KH Abdussalam Tokoh penggerak Dakwah"