Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Religi Kyai Nur Iman Mlangi Yogyakarta

Saya bersama rombongan IPNU PAC Jepara kota dari ziarah KH Chudlori Ichsan Tegalrejo Magelang melanjutkan perjalan sampai ke Masjid Makbaroh Kyai Nur Iman Mlangi Yogyakarta tepat pukul 4 pagi. yang sebentar lagi adalah waktu Shubuh.
Sy dan rombongan pun parkir di depan gerbang gapuro putih ini. Dan kemudian langsung ambil wudlu dan kemudian menunggu jamaah sholat shubuh di Masjid Kyai Nur Iman. Para jamaah ini masih berlaku budaya puji pujian sebelum iqomah. sehingga tidak langsung untuk iqomah. baru setelah dirasa cukup kemudian barulah iqomah dan sholat shubuh berjamaah di Masjid Kyai Nur Iman.

Setelah Sholat Shubuh berjamaah semua, Pasukan PAC IPNU dan ketua MWC NU Jepara bergegas menuju makbaroh Kyai Nur Iman yang tepat berada di belakang Masjid atau depan pengimaman Masjid. Kami pun melakukan membaca surat yasin dan juga tahlilan seperti biasa ziarah kubur.
selesai berziarah kami mendapati pengajian selepas shubuh di Masjid Kyai Nur Iman ini. Seperti biasa, seorang kyai membacakan kitab kuning dan menjelaskan makna yang sudah dibacanya yang menjadikan topik pengajian di Masjid tersebut. Pengajian pun seperti ala pesantren NU. Kami harus menjaga tata bicara kami agar tidak mengganggu pengajian. dengan hati hati kami melangkahkan kaki untuk meninggalkan masjid tersebut dan melanjutkan perjalanan ke Makbaroh Pendiri IPNU.

Kyai Nur Iman mempunyai nama asli, RM Sandeyo (atau disebut KGP Angabehi Kertosuro), dan merupakan putra dari RM. Suryo Putro. Kyai Nur Iman ini adalah seorang pangeran Raja dengan gelar Susuhunan Amangkurat Jawi/Amangkurat IV. Namun demikian, sifat kesederhanaan Kyai Nur Iman ini tidak mau memakaii kebangsawanannya. Dan tidak mau memimpin Kraton, Ia lebih memilih untuk berdakwah dan mensyiarkan Ilmu Agama.

Kyai Nur Iman lahir sekitar tahun 1700 M, saat itu terjadi peristiwa peperangan saudara antara Pangeran Samber Nyowo (RM Said) dan Pangeran Mangkubumi (RM Sujono). kemudian terbentuklah perjanjian Gianti (1755), perjanjian ini membagi Kerajaan Mataram Kartosuro jadi dua, yaitu wilayah peratama dari candi prambanan ke timur adalah milik susuhunan Pakubuwono III yang beribukota berada di Surakarta, dan Wilayah kedua dari Prambanan ke barat dikuasai oleh Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I) dan sekarang menjadi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Dari sinilah kita tahu bahwa penyebaran Islam yang diajarkan Kyai Nur Iman sangatlah kuat di NU. Belajar islam dengan akulturasi budaya yang tidak menganggap orang lain sesat, tetapi bagaimana memadukan budaya tersebut menjadi islami yang tidak bertentangan dengan syariat islam. Hal inilah yang dilakukan juga para sunan walisongo dan para ulama nusantara.
Oleh karena itu, Gerbang Masjid ini ada logo NU di atasnya. Sehingga ini yang membuat benteng agar tidak dapat dimasuki oleh paham paham yang radikal. Baik ekstrim kiri atau pun ekstrim kanan.

Posting Komentar untuk "Wisata Religi Kyai Nur Iman Mlangi Yogyakarta"