Ziarah Syeh Zarkasyi dan KH Nawawi Shiddiq Purworejo Jawa Tengah
Waktu itu, kami arah pulang dari Banyumas, mencoba jalur yang belum pernah sy lewati. yaitu jalur arah purworejo-semarang.
Di tengah perjalanan mau masuk purworejo, tiba tiba ingin sekali ziarah. namun tidak tahu arah kemana dan makam siapa yang ingin diziarahi. Seketika itu seperti ada yang menuntun untuk ke ponpes an nawawi berjan purworejo. disanalah saya baru bertanya-tanya kepada santri dan masyarakat sekitar. Lalu ketemulah makam keluarga Bupati I Purworejo ini. Di komplek Makam Keluarga Tjokro Negoro (Bupati I Purworejo) atau dikenal dengan Makam Bulus, saya jalan jalan dulu mengenal siapa saja yang dimakamkan disini. Komplek makam ini ternyata adalah salah satu bangunan bersejarah yang sampai hari ini masih dijaga kelestariannya. Di pemakaman ini pula disemayamkan Trah Berjan An Nawawi diantaranya ayahanda Kiai Nawawi yaitu KH. Shiddiq dan Kakeknya KH. Zarkasyi, ayah dari KH Shiddiq, yang merupakan Pendiri Ponpes An Nawawi Berjan yang dahulu bernama Ponpes Miftahul Huda.Kemudian saya mengambil air wudlu yang ada di dekat pemakaman dan kemudian melakukan proses ziarah, yaitu salam kepada para wali disini dan kemudian seperti biasanya baca tahlilan.
Disini sangat sejuk dan pemandangannya masih indah sekali.
Almarhum al mukarrom KH Nawawi Shiddiq merupakan seorang Ulama kharismatik sebagai panutan thariqoh dari Berjan Purworejo. Beliau juga adalah pengasuh Pesantren An-Nawawi (dulunya pesantren-Miftahul Huda berubah nama Raudlotut Thullab) Purworejo. Beliau juga sebagai seorang Guru Mursyid TQN, turut berjasa atau sebagai Salah Satu Pendiri Wadah Thariqoh NU yakni Jam'iyyah Ahli Thariqoh Al- Mu' tabaroh An- Nahdliyyah (JATMAN), bahkan KH. Nawawi dipercaya menjadi Mudir atau Ketua Idaroh Wustho JATMAN Jawa Tengah.
KH. Nawawi (Selasa Kliwon, 10 Januari 1916), mempunyai garis Nasab yang masih keturunan Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo (Raden Mas Djatmiko) dari Salah satu Putranya ke 6 yakni Sinuhun Sayyid Tegal Arum atau Sultan Amangkurat Agung yang dimakamkan di Tegal, Adapun putra putri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusomo.
KH. Nawawi menuntut ilmu di beberapa pondok Pesantren, diantaranya: Pondok Pesantren Kauman Grabag, Magelang (K. Rohmat), Pondok Pesantren Lasem, Rembang, kemudian Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Pondok Pesantren Jampes, Kediri, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Lalu meneruskan di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, dan Pondok Pesantren Darussalam Watucongol, Magelang.
Selesai mondok, beliau meneruskan Pondok Pesantren yang diwariskan ayahandanya, dan KH. Nawawi juga berjuang dalam perjuangan meraih kemerdekaan bangsa, baik sebelum maupun setelah diproklamirkannya kemerdekaan. Beliau adalah komandan Laskar Hizbullah Purworejo, dan setelah Indonesia merdeka, beliau aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan.
KH Nawawi wafat pada hari Ahad Pahing, tanggal 4 Syawal 1982. Beliau di makamkan di komplek Makam Keluarga Tjokro Negoro (Bupati I Purworejo) atau biasa dikenal Makam Bulus, Desa Bulus, Gebang, Purworejo, pada waktu Upacara Pemakaman doa pemberangkatan dipimpin oleh KH. Nadzir Kebarongan Banyumas dengan diamini oleh KH. Achmad Abdul Haq Dalhar ( Mbah Mad , Putra Mbah Dalhar) Watucongol Magelang, KH. Mustholih Badawi Kesugihan Cilacap.
Mntab om
BalasHapussiap. terimakasih sudah mampir sini
Hapus