Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ziarah Syaikh Abdullaah Al Harari di Lebanon

Awal Tahun 2012, saya mengenal murid dari murid Syaikh Salim Alwan, yang bernama ustad Aziz Muslim dari Tegal. Waktu perkenalan kami adalah dalam rangka memberangkatkan umroh saudaranya yang sudah sepuh (sudah tua) sepasang suami istri. Singkat cerita saya diajak untuk ikut dauroh pada tahun 2014. Yang Dauroh tersebut diisi oleh Syaikh Salim Alwan dari Australia. Waktu itu, saya pun ikut mengaji selama dua hari di masjid Jakarta Timur. Kitabnya adalah Syamail Muhammadiyah. Kami mengaji Kitab Syamail muhammadiyah tersebut dari awal sampai khatam selama 2 hari. Sungguh pengalaman yang luar biasa, mengaji yang sangat melelahkan tetapi ilmunya luar biasa. Dan baru pertama kali itu sy mengalami pengalaman ngaji yang singkat padat dan tuntas. 

Dan sungguh senang sekali, saya pun mendapatkan ijazah sanad Tertulis dari syaikh salim yang ngaji syamail muhammadiyah tersebut. senangnya luar biasa. Ketika selesai pun saya pun merindukan ngaji bersama beliau kembali. 

Dari sinilah saya juga mengenal guru dari Syaikh Salim Alwan. Guru yang alim, tawadhu, keturunan rosulullah dan tinggal di Australia menjadi mufti Australia. Luar biasa. Siapa Gurunya? Yaitu Syaikh Abdullaah Al Harari rodliyallahu 'anhum.

Syaikh salim yang mengenalkan kami akan ilmu tauhid yang jelas gamblang, kuat dari segi dalil naqli dan aqli. yang tidak menyimpang dari apa yang saya pelajari sejak kecil dari guru kampung saya, yaitu aqoid 50. Aqidatul awam dan kitab-kitab Tauhid Tanzih. Justru dari beliau, saya pun kembali teringat pelajaran semasa kecil dulu dan mengasah kembali. dan Alhamdulillah hikmahnya luar biasa. 

Kalo Syaikh salim Alwan sebegitu alim ilmu tauhidnya, bagaimana dengan Gurunya, Syaikh Abdullah Al Harari... ini yang membuat saya cinta kepada ulama ahlussunnah wal jamaah. 

Tahun 2016, Sy ketahui bahwa muridnya Syaikh Abdullah Al Harari sudah tersebar di seluruh dunia. Syaikh Salim alwan ada di Australia, Syaikh Kalash Ada di Malaysia, Syaikh Ghillesh Shodiq ada di Canada, dan banyak syaikh yang lain ada di banyak negara, seperti ukraina, moscow, London (inggris), dan masih banyak lagi. 

Para masyayikh ini terkoordinasi dengan baik dengan nama Jam'iyyah Al Masyari' Lebanon. Dan disinilah letak Makam Syaikh Al Harori itu. Kisah fakta dari diri Seorang Waliyullah Syaikh Abdullah Al Harari jika ditulis disini akan sangat sangat panjang. Karena saking banyaknya karomah yang saya dapatkan kisahnya. Namun Kebanyakan karomah yang dimilikinya adalah tentang keilmuan dan kealiman beliau. sebagaimana ulama ulama zaman dahulu. 

Ada sebuah kisah dari Syaikh Doktor Kamal Hut. Ada seseorang yang bertanya kepada Doktor Kamal Hut, yang menjabat sebagai Guru Besar ilmu hadits di Kampus Global University. Pertanyaannya mengenai perihal riwayat sebuah hadits. Doktor Syaikh Kamal Hut kemudian mencari riwayat hadits yang dimaksud pada kitab-kitab hadits yang ia miliki, terutama shahih muslim. Akan tetapi tidak terdapat hasil alias tidak menemukan riwayat hadits yang ditanyakan tersebut. Berkali-kali dicari tidak juga ketemu, akhirnya Doktor Syaikh Kamal Hut berkunjung ke gurunya untuk menanyakannya perihal riwayat hadits yang ditanyakan dari jamaahnya tersebut. Syaikh Abdullah Al-Harary adalah guru dari Doktor Syaikh Kamal Hut. Syaikh Abdullah Al harari saat itu sudah dikenal sebagai Al-Muhaddits (ahli hadits) saat masih hidup. Doktor Syaikh Kamal Hut juga mengajak orang yang bertanya tersebut tentang riwayat hadits tersebut.

Setelah sampai di kediaman Syaikh Abdullah Al Harari, Doktor kamal hut bertanya:

" Wahai syaikh, ini bersama kami ada orang yang menanyakan riwayat hadits demikian. Apakah ada dalam kitab shahih bukhari atau kitab shahih muslim?’’ 

‘’ya’’ jawab syaikh Abdullah secara singkat, karena memang tidak suka bertele-tele.

Doktor kamal hut pun memahami akan karakter syaikh abdullah atas jawaban singkat dari gurunya tersebut. Doktor Kamal Hut dan rombongan pun segera pamit undur diri tanpa menanyakan lebih lanjut. Baginya jawaban gurunya itu sudah cukup menunjukkan adanya riwayat hadits tersebut. Doktor Kamal mengira bahwa mungkin dirinya sendiri yang kurang teliti dalam mencari. 

Doktor kamal akhirnya kembali meneliti kitab shahih bukhari dan muslim. Kali ini ia ingin ada kitab yang cetakannya dari penerbit yang berbeda-beda. Barangkali penerbit yang dulu tidak mencantumkan hadits yang dimaksud. Total manuskrip ada lima terbitan kitab, kemudian beliau telaah. Namun tetap saja, Doktor kamal Hut tidak menemukan riwayat hadits yang dicari. Beliau pun semakin bingung. Sampai terlintas di ucapannya berkata:

"Apa Syaikh Abdullaah yang salah ucap atau dari lima penerbit itu yang salah cetak?’’ gumamnya.

Ia pun kembali berkunjung ke Gurunya, dan juga mengajak si penanya kedua kalinya mengunjungi syaikh Abdullah Al Harari untuk memastikan jawaban beliau.

"Wahai Syaikh, apakah benar riwayat hadits demikian itu ada di Kitab shahih bukhari-muslim?"

Jawab Syaikh "benar"

Doktor Kamal Hut pun mengutarakan usahanya: "Kami sudah mencarinya pada lima penerbit yang berbeda, akan tetapi tidak ketemu riwayat haditsnya."

Kemudian Syaikh Abdullaah Al Harari membacakan perawi hadits tersebut. Dijelaskan lengkap sampai kepada Al imam Bukhori. Hal itu membuat Doktor Kamal Hut dan penanya yakin akan keberadaan hadits tersebut pada manuskrip yang lain yang ia belum temukan. 

Dalam perjalanan pulang doktor Syaikh Kamal Hut dan si penanya berbincang-bincang dan menunjukkan rasa penasarannya masing-masing. Mengetahui si penanya ini akan berkunjung ke Turki, doktor kamal memberikan arahan untuk menyempatkan diri berkunjung ke mathaf (gudang kitab) di Istanbul, yang menyimpan koleksi ribuan manuskrip kitab kuno. Dengan harapan mendapatkan manuskrip kitab shahih bukhari-muslim dengan riwayat yang dicarinya. 

Beberapa bulan kemudian, orang tersebut (penanya) pergi berlibur ke Turki. Lalu Ia sempatkan mengunjungi mathaf, sesuai saran doktor kamal. Kemudian Ia amati artefak peninggalan para ulama’ dan ilmuwan jaman dahulu (Sebagian manuskrip kitab ulama’ salaf juga masih ada disini). Saat mengamati manuskrip shahih bukhari, ia sangat terkejut. Ia berhasil menemukan riwayat hadits yang selama ini ia cari, dan benar apa kata Syaikh Abdullah Al Harari bahwa memang terdapat dalam kitab shahih bukhari sebagaimana yang dikatakan Syaikh Abdullah Al-Harari rahimahullaah. Inilah kisah kealiman beliau.

Syaikh 'Abdullah Al-Harari juga berkata:

Ada 2 hal yang membuat seseorang menjadi faham akan perkara Agama. yaitu:

  1. Diberikan kepadanya kemauan yang kuat dalam dirinya untuk mempelajari Agama.
  2. Dipertemukan dirinya dengan orang-orang yang Tsiqoh (terpercaya) yang mengajarkan 'Ilmu Agama yang bersanad ('Ilmu Ahlussunnah Wal Jama'ah)

Riwayat Kisah tentang syaikh Abdullah Al Harari adalah sebegai berikut:

Tempat Kelahiran dan Nama Syaikh Abdullah Al harari

Seorang alim, panutan para muhaqqiq, rujukan dan pemuka ulama, Al-Imam Al-Muhaddits, seorang yang bertaqwa dan zuhud, mempunyai keutamaan dan tekun beribadah, mempunyai keistimewaan yang agung, beliau adalah Syekh Abu 'Abdurrahman 'Abdullah Ibn Yusuf Ibn Abdullah Ibn Jami' Al-Harari (1) al-Syaibi (2) Al-'Abdari (3), mufti wilayah Harar. Beliau dilahirkan di kota Harar, sekitar tahun 1339 H/1920 R.

Keterangan: 

  1. Negeri Harar terletak di daerah pedalaman Afrika, yaitu sebelah timur yang berbetasan dengan daerah Negara Somalia, sebelah barat dengan Habasyah, sebelah selatan dengan negara Kenya dan sebelah timur laut dengan Negara Djibouti. Setelah dijajah, Somalia tebagi menjadi lima bagian. Daerah Somalia barat (Harar) masuk ke wilayah Habasyah. (sehingga murid-muridnya juga disebut al ahbasy)
  2. Bani syaibah adalah keturunan 'Abd Al-Daar dari kabilah Quraisy. Mereka adalah penjaga ka'bah yang sampai sekarang terkenal dengan sebutan Bani Syaibah, selsilah mereka dari garis keturunan laki-laki berakhir kepada 'Abd Al-Daar. Ayah beliau yang bernama Qushai membeli kunci-kunci ka'bah tersebut dari Abi Ghibsyan Al-Khuza'i dan Rasulullaah mengamatkan keturunan mereka untuk memegang kuci-kunci ka'bah tersebut (sabaaik Al-Dzahab, hlm. 68)
  3. Bani 'Abd Al-daar keturunan Qushai Ibn Kilab kakek Nabi yang keempat (sabaaik Al-Dzahab, hlm. 68).

Keterangan ini didapat dari guru kami yang bernama KH. Choirul Ansori, M.Ag. (pemimpin Syahamah).

Kisah Hidup menuntut Ilmu Agama

Syaikh Abdullah Al Harari dibesarkan dalam keluarga sederhana yang cinta ilmu dan ulama. Beliau membaca Al-Qur'an dengan tartil dan baik sejak umur 7 tahun, dan sudah dapat menghafalnya dengan lancar diluar kepala. Beliau belajar dari ayahnya kitab Al-Muqoddimah al-Hadhromiyyah dan kitab Al-Mukhtashor as-Shogir, yang termasuk kitab fiqih yang masyhur di daerahnya. Kemudian beliau mendalami berbagai bidang keilmuan dengan menghafal berbagai matan ilmu agama.

Kemudian Syaikh Abdullah memfokuskan diri pada bidang hadits dan menguasai (hafal) Al-Kutub Al-Sittah (6 kitab referensi dalam biang hadits terpenting) dan kitab-kitab hadits lainnya beserta sanadnya hingga beliau diperbolehkan berfatwa dan meriwaykan hadits dalam usia kurang dari 18 tahun. Beliau tidak hanya belajar pada ulama di dalam negerinya dan sekitarnya, melainkan ia juga mengelilingi Habasyah dan Somalia untuk memperoleh ilmu dan mendengar langsung dari para ahlinya. Dalam perjalanan mencari ilmu, beliau banyak menghadapi rintangan, namun hal itu tidak menjadikannya patah semangat. Bahkan setiap kali beliau mendengar adanya seorang alim, beliau langsung pergi menemui dan menimba ilmu berguru kepadanya, sebagaimana kebiasaan ulama salaf. Kecerdasan dan kekuatan hafalannya yang luar biasa sangat mendukung beliau untuk mendalami dan menguasai fiqih madzhab Syafi'i serta khilaf (perbedaan pendapat) yang ada dalam madzhab Syafi'i.

Syaikh Abdullah juga mendalami madzhab Maliki, Hanafi dan Hanbali, sehingga beliau menjadi rujukan para ulama. Banyak yang datang kepadanya dari berbagai penjuru Habasyah dan Somalia hingga beliau diangkat sebagai mufti Harar dan sekitarnya. Beliau belajar fiqih Syafi'i dan ushulnya serta nahwu kepada seorang alim Al-'Airf billah Syekh Muhammad 'Abd Al-Salam Al-Harari, Syekh Muhammad 'Umar Jami' Al-Harari, Syekh Muhammad Rasyid Al-Habasyi, Syekh Ibrahim Abi Al-Ghouts Al-Harari, Syekh Yunus Al-Habasyi, Syekh Muhammad Siraj Al-Jabarti. Diantara kitab-kitab yang beliau pelajari dari mereka adalah Alfiyah Al-Zubad, Al-Tanbih, Al-Minhaj, Alfiyah ibn Malik, Al-Luma' karangan Al-Syairazi dan kitab-kitab referensi lainnya.

Beliau belajar hadits dan musthalahnya dari beberapa ulama, diantaranya Syekh yang shalih Muhammad Al-Bashir, Syekh Ahmad Ibn Muhammad Al-Habasyi dan ulama lainnya. Beliau belajar ilmu tafsir kepada SyekhSyarif Al-Habasyi di Jimmah. Beliau belajar hadits dan mustholahnya dari beberapa ulama, diantaranya Syekh Abu Bakr Muhammad Siraj al-Jabarti, Mufti Habasyah, dan Syekh 'Abd 'Al-Rahman Abd Allah Al-'Habasyi.

Beliau bertemu dengan Syekh yang shalih, seorang ahli hadits dan qori', Ahmad Abd Al-Mutholib Al-Jabarti Al-Habasyi, Syekh qiro'at di Masjid Al-Haram.(4) Beliau belajar kepadanya 14 macam qira'at, mendalami ilmu hadits dan mendapat ijazah (sanad keilmuan) darinya. Kemudian beliau menunut ilmu dari Syekh Daud Al-Jabardi Al-Qori dan Syekh Al-Muqri' Mahmud Fayiz Al-Dir'athani, seoarang alim pendatang di Damaskus dan pakar qira'at sab'ah, ketika beliau di Damaskus.

Keterangan: 

  • 4. Beliau memperoleh kehormatan menjadi Imam dan pimpinan Masyayikh Masjid Al-Haram pada masa sulthan Abdul Hamid semoga Allaah merahmatinya.

Pada usia muda beliau telah mengajarkan ilmu kepada muridnya yang diantara mereka ada yang usianya lebih tua dari beliau. Jadi disamping belajar beliau juga mengajar. Beliau mempunyai keistimewaan dibanding ulama lainnya yang berada di negeri Habasyah dan Somalia dalam penguasaan biografi periwayat hadits, Thabaqot (tingkatan-tingkatan) mereka, menghafal matan kitab, mendalami ilmu hadits, bahasa arab, faroid, tafsir dan sebagainya, sehingga beliau tidak menemukan disiplin ilmu islam kecuali mendalaminya dan juga mumpuni dalam bidang tersebut. Terkadang apabila beliau berbicara dalam disiplin ilmu tertentu orang yang mendengarnya akan mengira bahwa beliau hanya mendalami ilmu tersebut disebabkan kedalaman ilmunya. Begitu pula apabila dikatakan kepadanya sesuatu yang beliau ketahui, maka beliau mendengarkannya dengan seksama dan penuh perhatian. Sebagiamana perkataan seorang penyair: "Kau lihat dia mendengarkan perkataan dengan pendengaran dan hatinya, bisa jadi dia lebih tahu tentang hal tersebut".

Kemudian beliau ke Makkah dan berkenalan dengan ulama disana. Diantaranya, Syekh Al-'Alim Sayyid 'Alawi Al-Maliki, Syekh Amin Al-Kutbi, Syekh Muhammad Yasin Al-fadani. Beliau juga menghadiri majlis Syekh Muhammad Al-'Arabi Al-Tabban, serta bertemu Syekh 'Abd Al-Ghafur Al-Afghani Al-Naqsyabandi dan beliu mendaptkan darinya thariqat Naqsyabandiyyah.

Kemudian beliau pergi menuju Al-Madinah Al-Munawwarah dan bertemu dengan ulama di sana. Beliau belajar hadits dan mendaptkan ijazah dalam bidang hadits dari Al-Muhaddits Syekh Muhammad Ibn Ali Al-Shiddiqi Al-Badri Al-Hindi Al-Hanafi. Selama di Madinah beliau selalu mengunjungi perpustakaan 'Arif Hikmat dan perpustakaan Al-Mahmudiyah, beliau mempelajari dan meneliti beberapa kitab yang masih berupa tulisan tangan (manuskrip) dari sumber aslinya. Syaikh Abdullah berada di Madinah sekitar satu tahun lamanya.

Kemudian Ia bertemu dengan Syekh Al-Muhaddits Ibrahim Al-khotny murid al-Muhaddits 'Abd al-Qadir Syalabi. Adapun jumlah ijazah (sanad keilmuan) yang beliau peroleh dari beberapa nama adalah amat sangat banyak untuk dituliskan di sini. Satu kitab yang saya dapat saja sudah banyak sekali dari berbagai jalur.

Syaikh Abdullah Al harari mengadakan perjalanan ke Baitul Maqdis pada akhir tahun 40–an. Dari sana beliau menuju damaskus dan mendapat sambutan yang hangat dari penduduknya terutama setelah wafatnya muhaddits Damaskus, Syekh Badr Al-Din al-Hasani semoga Allaah merahmatinya. Kemudian beliau mengelilingi daratan Syam antara lain Damaskus, Bairut, Himsh, Hamah, Halab dan kota-kota lainnya. Syaikh Abdullah menetap di jami' al-qothoth di daerah al-qimariyah. Dari tempat inilah nama beliau mulai terkenal dan banyak ulama syam dan para pelajarnya datang menemuinya. Mereka mengakui keutamaan dan keilmuan beliau. Beliau terkenal di daratan syam dengan sebutan khalifah (pengganti) syekh Badr al-din al-hasani dan muhaddits negeri syam (muhaddits al-diyar al-syamiyyah).

Dan banyak sekali ulama dan fuqaha' syam memuji beliau diantaranya Syaikh 'izz al-din al-khaznawi al-syafi'i al-naqsabandi dari jazirah siria utara, Syaikh 'abd al-razzak al-halabi, imam dan pimpinan masjid al-umawi di damaskus, Syaikh abu sulaiman al-zabibi, Syaikh mula ramadlan al-buthi, ayah dr. Muhammad said, Syaikh abu al-yusr abiding, mufti siria, Syaikh 'abd al-karim al-rifa'i, Syaikh nuh dari Yordania, Syaikh Said Thanathirah al-dimasqi, Syaikh ahmad al-hushari (ia adalah Syaikh ma'rrah al-nu'man, pimpinan ma'had ma'rrah al-syar'i), Syaikh 'abd allah siraj al-halabi, Syaikh Muhammad murad al-halabi, Syaikh Shuhaib al-syamy, pimpinan majlis fatwa di halab, Syaikh 'abd al-aziz uyun al-su'ud, Syaikh qira'at di himsh, Syaikh abu sa'ud al-himsi, Syaikh fayis al-dir'athani, alim pendatang didamaskus dan ahli 7 qira'at, Syaikh "abd al-wahhab dibs wazait al-dimasqi, dr. al-hulawi, Syaikh qira'at di siria, Syaikh ahmad al-harun al-dimasqi, wali yang sholih, Syaikh thahir al-kayyali al-himshi dan Syaikh shalah kayawan al-dimasqi dan ulama lainnya.

Demikian pula halnya antara Syaikh 'Abdullaah dengan Syekh Usman Siroj Al-Din keturunan Syaikh 'Alauddin, pimpinan Tthariqat Naqsyabandiyyah pada masanya telah terjalin hubungan murasalah (surat-menyurat) ilmiyah dan ukhawiyyah (yang mempererat tali persaudaraan). Beliau juga dipuji oleh Syaikh 'Abd Al-Karim Al-Bayari, pengajar pada Jami' Al-Hadlaroh Al-Kailaniyyah Baghdad, Syaikh Ahmad Al-Zahid Al-Istanbuli, Syaikh Mahmud Al-Hanafi, salah seorang ulama Turki yang terkenal, Al-Syaikhoni, Syaikh 'Abdullah Al-Ghumari dan Syaikh 'Abd Al-Aziz Al-Ghumari, dua ahli hadits dari Maroko, Syaikh Yasin Al-Fadani al-Makki, Syaikh Hadits dan Isnad pada Daar Al-'Ulum Al-Diniyyah Makkah Al-Mukarromah, Syaikh Habib Al-Rahman A'dhami Muhaddists daerah India (Syaikh 'Abdullaah telah mengunjungi dan sering bertatap muka dengannya). Begitu juga Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Hindi, rektor Universtas Al-Sa'diyyah Al-'Arabiyyah dan masih banyak lagi ulama yang memuji syaikh 'Abdullah.

Syaikh 'Abdullah Al-Harari mendapatkan ijazah Thariqat Rifa'iyyah dari Syaikh abd al-Rahman al-sabsabi al-hamawi dan Syaikh Thahir al-Kayali al-Himshi. Sedangkan ijazah thoriqat Qadiriyyah beliau peroleh dari syaikh Ahmad al-'Arbaini dan syaikh Tayyib al-Damasqi dan juga dari ulama yng lain --semoga Allah memberikan rahmat kepada mereka semua--.

Kemudian Syaikh Abdullaah pergi ke Beirut tahun 1370 H/ 1950 R. Kedatangan beliau disambut oleh ulama besar Beirut, seperti Syaikh Al-Qadli Muhyiddin Al-'Ajuz, Syaikh Al-Mustasyar Muhammad Syarif, Syaikh Abd Al-Wahhab Al-Butari, imam masjid jami' Al-Bastha Al-Fauqa dan Syaikh Ahmad Iskandarani, imam sekaligus mu'adzin masjid jami' Burj Abi Haidar. Mereka sering mendatangi beliau dan mendapat banyak manfaat dari beliau. Kemudian beliau bertemu dengan Syaikh Taufiq Al-Hibri --semoga Allah merahmatinya--Selama di sana beliau bertemu dan berkumpul dengan kalangan atas dan pejabat tinggi Beirut, Syaikh 'Abd Al-Rahman dan Syaikh Mukhtar Al-'Alayili (keduanya menimba ilmu dari beliau) --semoga Allaah merahmatinya--. Syaikh Mukhtar Al-'Ayalili adalah mantan ketua majelis fatwa di Lebanon yang mengakui keutamaan dan keilmuan Syaikh 'Abdullaah dan mengusahakan surat izin menetap atas jaminan Daar al-Fatwa di Beirut agar beliau dapat mengajar di berbagai masjid.

Pada 1389 H, atas permintaan rektor al-Azhar di Lebanon pada waktu itu, beliau menyampaikan ceramah tentang tauhid di hadapan mahasiswa al-Azhar.

Karya Tulis dan Kitab-kitab Syaikh Abdullaah Al Harari

Syaikh Abdullah Al harari telah menghabiskan waktunya untuk memusatkan perhatian pada pelurusan aqidah umat, memerangi mereka yang menyimpang dari agama dan memberantas ahli bid'ah dan ahwa' dibanding menulis buku. Meskipun demikian beliau juga sempat menghasilkan beberapa tulisan yang berharga, diantaranya:

  1. Syarah Alfiyah Al-Suyuthi fi Mushthalah Al-Hadits (manuskrif)
  2. Qashidah fi al-I'tiqad (manuskrif sebanyak 60 bait)
  3. Al-Shirath Al-Mustqim Fi Al-Tauhid (sudah diterbitkan)
  4. Al-Dalil Al-Qawim 'Ala Al-Shirat Al-Mustaqim Fi Al-Tauhid (sudah diterbitkan)
  5. Mukhtashar 'Abd Allah Al-Harari Al-Kafil Fi 'Ilm Al-Din Al-Dharuri (suda diterbitkan)
  6. Bughyah al-Thalib li Ma'rifati 'Alm al-Din al-Wajib (sudah diterbitkan)
  7. Al-Ta'aqub Al-Hatsits 'Ala Man Tha'ana Fi Ma Shahha Min Al-Hadits (sudah diterbitkan). Berisi bantahan terhadap Albani dan komentar atas pernyataannya. Muhaddits Negara Maghrib (Maroko), Syaikh Abdullaah Al-Ghumari --semoga Allah merahmatinya-- mengatakan buku ini adalah bantahan yang baik dan tepat.
  8. Nushrah Al-Ta'aqub Al-Hatsits 'Ala Man Tha'ana Fi ma Shahha Min Al-Hadits (sudah diterbitkan)
  9. Al-Rawaih Al-Zakiyyah Fi Maulidi Khoir Al-Bariyyah (sudah diterbitkan)
  10. Al-Matholib Al-Wafiyyah Syarhy Al-'Aqidah Al-Nasafiyyah (sudah diterbitkan)
  11. Idh-har Al-'Aqidah Al-Sunniyyah Bi Syarh Al-'Aqidah Al-Thohawiyyah (sudah diterbitkan)
  12. Syarh Alfiyah Al-Zubad Fi Al-Fiqh Al-Syafi'i (manuskrif)
  13. Syarh Matn Abi Syuja' Fi Al-Fiqh Al-Syafi'i (manuskrif)
  14. Syarh Al-Shirot Al-Mustaqim
  15. Syarh Matn Al-'Asmawiyyahfi Al-Fiqh Al-Maliki
  16. Syarh Mutammimah Al-Jurumiyyah Fi Al-Nahwi
  17. Syarh Al-Baiquniyyah Fi Al-Mushthalah
  18. Sharih Al-Bayan Fi Al-Radd 'Ala man khalafa Al-Qur'an (sudah diterbitkan)
  19. Al-Maqalat Al-Sunniyyah Fi Kasyfi Dlalalat Ibnu Taimiyyah (sudah diterbitkan)
  20. Kitab Al-Durr Al-Nadlid Fi Ahkam Al-Tajwid (sudah diterbitkan)
  21. Syarh Al-Shifat Al-Tsalats 'Asyarata Al-Wajibah Lillah (sudah diterbitkan)
  22. Al-'Aqidah Al-Munjiyah (kitab ini adalah risalah singkat dan sudah diterbitkan)
  23. Syarh Al-Tanbih karangan Iman Al-Syairazi Fi Al-Fiqh Al-Syafi'i (belum selesai)
  24. Syarh Manhaj Al-Thullab karangan Syekh Zakaria al-Anshari Fi Al-Fiqh Al-Syafi'i (belum selesai)
  25. Syarh Kitab Sullam Al-Taufiq Ila Mahabbah Allah 'Ala Al-Tahqiq (karangan Syekh 'Abdullah Baa 'Alawi.

Al-Muhaddits Syaikh 'Abdullaah al-Harari terkenal sebagai seorang yang wara', tawadlu', ahli ibadah, senantiasa berdzikir, menggabungkan antara ilmu dan dzikir, zuhud, dan berhati mulia. Engkau tidaklah menemui beliau kecuali beliau dalam keadaan membaca, berdzikir, mengajar atau memberi nasihat dan petunjuk. Beliau juga ahli ma'rifat, teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah, kuat hapalan, ahli hujjah dan dalil yang kuat, bijaksana, sangat membenci mereka yang menyalahi syara' dan mempunyai tekad yang gigih dalam 'amr ma'ruf nahi munkar, sehingga para ahli bid'ah dan mereka yang sesat sangat membencinya dan hasud terhadapnya, tetapi Allah senantiasa melindungi mereka yang beriman.

Inilah kisah dan riwayat kehidupan dan keilmuan beliau yang bersumber dari kitab manaqibnya beliau terbitan Daar al-Masyari' di bawah naungan Jam'iyyah Al-Masyari' Al-Khairiyyah Al-Islamiyyah, Beirut Libanon.

Syaikh Abdullaah Al Harari wafat pada 2 Ramadhan 1429 H / 2008 M. Haul Syaikh Abdullah Al Harari ini juga beriringan dengan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari Pendiri NU yang mempunyai kemiripan dalam keilmuwan. Yaitu sama sama hafal kutubussittah dan menegakkan aqidah ahlussunnah wal jamaah. mengajarkan Akidah Allaah Ada Tanpa Tempat.

Posting Komentar untuk "Ziarah Syaikh Abdullaah Al Harari di Lebanon"