Ziarah Sunan Kalijaga Kadilangu Demak
Ziarah Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, saat itu saya berziarah bersama rombongan yayasan shulthan sholahuddin al ayyubi kabupaten Tegal. Rombongan ini, awalnya mengantar adik dari Ustadz Aziz Muslim Tegal ke Syahamah Pati. Kemudian setelah selesai semua urusannya, kami berziarah di makam Sunan Kalijaga (kalijogo) Kadilangu Demak.
Banyak cerita tentang sunan kalijogo ini, entah memang perbedaan cerita dibuat agar generasi yang akan datang akan bingung atau bagaimana, saya tidak tahu. yang jelas ada Makam dan peninggalannya masih ada sampai sekarang.
Baca Juga: Ziarah Kubur di dalam Bulan Ramadhan
Sunan Kalijogo atau nama aslinya Raden Syahid putra dari adipati Tuban. Ketika beranjak dewasa, Raden Mas Syahid sering keluar keraton untuk melihat warganya, akan tetapi yang dilihatnya adalah keprihatinan. Saat itu keadaan rakyat Tuban sangat memprihatinkan dikarenakann upeti serta musim kemarau panjang.
Tergeraklah hatinya untuk membantu rakyatnya, sehingga Raden Mas Syahid membongkar gudang bahan makanan kadipaten dan kemudian membagikannya kepada rakyat rakyat yang sangat membutuhkan pertolongannya. Setelah beberapa kali kejadian, Raden Mas Syahid ditangkap dan kemudian diserahkan kepada ayahandanya, adipati (Bupati) Tuban, Tumenggung Wilatikta. Raden Mas Syahid ini akhirnya dihukum dan diusir dari kadipaten karena membuat malu ayahnya.
Setelah keluar dari Kadipaten justru, Raden Mas Syahid memperluas geraknya untuk merampok orang kaya yang melewati daerahnya. Lalu beliau tertangkap lagi, dan hukumannya tidak boleh lagi ada di wilayah Tuban. Pengusiran ini pun membuat semakin menjadikan Raden Mas Syahid sebagai brandal. Alhasil, dia terkenal dengan nama Brandal Lokadjaja. Semua orang kaya yang melewati wilayahnya dirampas dan diberikan kepada fakir miskin.
Baca Juga: Dalil Talqin Mayit Setelah dikuburkan
Dan ketika Raden Mas Syahid ini sedang mengintai Kakek Tua sebagai mangsa perampokan, beliau kaget, karena ia melihat buah kolang kaling diubah oleh kakek tua menjadi emas. Kakek Tua itu adalah Sunan Bonang. Kolang kaling itu pun diberikannya kepada Raden Syahid. Namun Raden Syahid tidak dapat menggunakanannya. Dan kemudian ia berniat berguru kepada sunan Bonang.
Akhirnya Raden Syahid disuruh menunggui tongkatnya Sunan Bonang yang ditancapkan di pinggir Kali. (daerah kadilangu demak). Beliau bersedia menunggu tongkat sunan bonang selama 3 tahun. Akhirnya Allah Ta'ala menidurkan Raden Syahid sebagaimana ashabul kahfi.
Setelah kembali sunan bonang, Raden Syahid digembleng dan diajarkan ilmu agama. ilmu hakikat dan ilmu akidah. Akidah dengan benar sebenarnya akidah. akidah yang diajarkan rosulillaah. Akidah tanzih, akidah yang suci. Yaitu Allah ta'ala Ada Tanpa Tempat.
penggemblengan kepada Raden Syahid yang saat sudah terkenal dengan sebutan Kalijaga, sampai pada level penggemblengan tingkat tinggi. Tirakat, dikubur hidup sampai 40 hari dan lain sebagainya. Sunan kalijaga lulus semua itu. Dan dibaeatlah sunan kalijaga untuk menjadi muballigh dan disuruh menyebarkan islam ke seluruh penjuru.
dengan berbagai tempahan yang sudah dibekali oleh sunan Bonang, Raden Syahid dikenal dengan sunan kalijaga akhirnya mampu mengislamkan banyak orang dari berbagai kalangan. Pendekatan sunan Kalijaga mampu membawakan budaya yang dan terus menjaganya dengan merubah sedikit sedikit agar tidak bertentangan dengan syariat islam. Selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam, maka dirawat dan dijaga budaya itu oleh sunan Kalijaga. beliau juga menjaga kemurnian islam dan inti dari islam dari berbagai aliran aliran yang berkembang di masyarakat waktu itu. Yang pada intinya tidak menyekutukan Allah Ta'ala.
Baca Juga: Ziarah Mbah Malik Kedung Paruk Purwokerto
berbagai budaya sudah diubah dan menjadi budaya baru yang tidak jauh berbeda dengan budaya asli jawa. Kebudayaan yang dilestarikan oleh Sunan Kalijaga juga merambah kepada budaya tembang. Karena rakyat jawa suka dengan tembang, sehingga dibuatlah karya lagu tembang oleh sunan Kalijaga. Diantaranya adalah Ilir-ilir, seni ukir dedaunan, ukir gayor (tempat gamelan), alat musik dari gamelan, peti klasik, Ukiran rumah jawa. Alat Gamelan ada yang bernama Gong Sakaten (Syahadatain; dua kalimat syahadat).
Budaya populer waktu itu adalah seni pentas, Sunan Kalijaga memberi nama wayang. Wayang inilah sebagai alat dakwah sunan kalijaga dalam menceritakan keislaman dengan cerita wewayangan. Jadi kalo sekarang adalah menggunakan media internet, video, audio maupun gambar untuk media dakwah yang haq maka sama halnya sunan Kalijaga waktu itu yang belum ada internet. Apalagi listrik.
Keberhasilan dakwah sunan kalijaga ini adalah mengakulturasikan budaya jawa dengan keislaman, sehingga tidak menyinggung perasaan dan mampu membuat takjub bagi orang yang mau masuk islam.
Banyak cerita tentang sunan kalijogo ini, entah memang perbedaan cerita dibuat agar generasi yang akan datang akan bingung atau bagaimana, saya tidak tahu. yang jelas ada Makam dan peninggalannya masih ada sampai sekarang.
Baca Juga: Ziarah Kubur di dalam Bulan Ramadhan
Sunan Kalijogo atau nama aslinya Raden Syahid putra dari adipati Tuban. Ketika beranjak dewasa, Raden Mas Syahid sering keluar keraton untuk melihat warganya, akan tetapi yang dilihatnya adalah keprihatinan. Saat itu keadaan rakyat Tuban sangat memprihatinkan dikarenakann upeti serta musim kemarau panjang.
Tergeraklah hatinya untuk membantu rakyatnya, sehingga Raden Mas Syahid membongkar gudang bahan makanan kadipaten dan kemudian membagikannya kepada rakyat rakyat yang sangat membutuhkan pertolongannya. Setelah beberapa kali kejadian, Raden Mas Syahid ditangkap dan kemudian diserahkan kepada ayahandanya, adipati (Bupati) Tuban, Tumenggung Wilatikta. Raden Mas Syahid ini akhirnya dihukum dan diusir dari kadipaten karena membuat malu ayahnya.
Setelah keluar dari Kadipaten justru, Raden Mas Syahid memperluas geraknya untuk merampok orang kaya yang melewati daerahnya. Lalu beliau tertangkap lagi, dan hukumannya tidak boleh lagi ada di wilayah Tuban. Pengusiran ini pun membuat semakin menjadikan Raden Mas Syahid sebagai brandal. Alhasil, dia terkenal dengan nama Brandal Lokadjaja. Semua orang kaya yang melewati wilayahnya dirampas dan diberikan kepada fakir miskin.
Baca Juga: Dalil Talqin Mayit Setelah dikuburkan
Dan ketika Raden Mas Syahid ini sedang mengintai Kakek Tua sebagai mangsa perampokan, beliau kaget, karena ia melihat buah kolang kaling diubah oleh kakek tua menjadi emas. Kakek Tua itu adalah Sunan Bonang. Kolang kaling itu pun diberikannya kepada Raden Syahid. Namun Raden Syahid tidak dapat menggunakanannya. Dan kemudian ia berniat berguru kepada sunan Bonang.
Akhirnya Raden Syahid disuruh menunggui tongkatnya Sunan Bonang yang ditancapkan di pinggir Kali. (daerah kadilangu demak). Beliau bersedia menunggu tongkat sunan bonang selama 3 tahun. Akhirnya Allah Ta'ala menidurkan Raden Syahid sebagaimana ashabul kahfi.
Setelah kembali sunan bonang, Raden Syahid digembleng dan diajarkan ilmu agama. ilmu hakikat dan ilmu akidah. Akidah dengan benar sebenarnya akidah. akidah yang diajarkan rosulillaah. Akidah tanzih, akidah yang suci. Yaitu Allah ta'ala Ada Tanpa Tempat.
penggemblengan kepada Raden Syahid yang saat sudah terkenal dengan sebutan Kalijaga, sampai pada level penggemblengan tingkat tinggi. Tirakat, dikubur hidup sampai 40 hari dan lain sebagainya. Sunan kalijaga lulus semua itu. Dan dibaeatlah sunan kalijaga untuk menjadi muballigh dan disuruh menyebarkan islam ke seluruh penjuru.
dengan berbagai tempahan yang sudah dibekali oleh sunan Bonang, Raden Syahid dikenal dengan sunan kalijaga akhirnya mampu mengislamkan banyak orang dari berbagai kalangan. Pendekatan sunan Kalijaga mampu membawakan budaya yang dan terus menjaganya dengan merubah sedikit sedikit agar tidak bertentangan dengan syariat islam. Selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam, maka dirawat dan dijaga budaya itu oleh sunan Kalijaga. beliau juga menjaga kemurnian islam dan inti dari islam dari berbagai aliran aliran yang berkembang di masyarakat waktu itu. Yang pada intinya tidak menyekutukan Allah Ta'ala.
Baca Juga: Ziarah Mbah Malik Kedung Paruk Purwokerto
berbagai budaya sudah diubah dan menjadi budaya baru yang tidak jauh berbeda dengan budaya asli jawa. Kebudayaan yang dilestarikan oleh Sunan Kalijaga juga merambah kepada budaya tembang. Karena rakyat jawa suka dengan tembang, sehingga dibuatlah karya lagu tembang oleh sunan Kalijaga. Diantaranya adalah Ilir-ilir, seni ukir dedaunan, ukir gayor (tempat gamelan), alat musik dari gamelan, peti klasik, Ukiran rumah jawa. Alat Gamelan ada yang bernama Gong Sakaten (Syahadatain; dua kalimat syahadat).
Budaya populer waktu itu adalah seni pentas, Sunan Kalijaga memberi nama wayang. Wayang inilah sebagai alat dakwah sunan kalijaga dalam menceritakan keislaman dengan cerita wewayangan. Jadi kalo sekarang adalah menggunakan media internet, video, audio maupun gambar untuk media dakwah yang haq maka sama halnya sunan Kalijaga waktu itu yang belum ada internet. Apalagi listrik.
Keberhasilan dakwah sunan kalijaga ini adalah mengakulturasikan budaya jawa dengan keislaman, sehingga tidak menyinggung perasaan dan mampu membuat takjub bagi orang yang mau masuk islam.
Posting Komentar untuk "Ziarah Sunan Kalijaga Kadilangu Demak"