Perjalanan Hijrah dari Makkah ke Madinah
Diriwayatkan oleh al-Imam Al Bukhori dalam kitab Sohihnya dari Ibn 'Abbas رضي الله عنهما bahwa dia telah berkata:
"بُعِثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَرْبَعِينَ سَنَةً، فَمَكُثَ بِمَكَّةَ ثَلاثَ عَشْرَةَ سَنَةً يُوحَى إِلَيْهِ، ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَهَاجَرَ عَشْرَ سِنِينَ، وَمَاتَ وَهُوَ ابْنُ ثَلاثٍ وَسِتِّين"َ
Maksudnya: "Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah diutus ketika usia baginda 40 tahun, menetap di Mekah selama 13 tahun diwahyukan kepadanya, kemudian baginda diperintahkan untuk berhijrah, maka baginda berhijrah selama sepuluh tahun, dan baginda telah wafat pada usia enam puluh tiga tahun”.
[Ref: Abu ^Abdillah Muhammad ibn. Isma^il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitab Manaqib al-Ansar, Bab Hijratin-Nabiyy wa Ashabih, hadis no: 3902]
Sesungguhnya telah diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad dari Ibn 'Abbas dia telah berkata:
"ولد النبي صلى الله عليه وسلم يوم الاثنين واستنبئ يوم الاثنين وتوفي يوم الاثنين وخرج مهاجرا من مكة الى المدينة يوم الاثنين وقدم المدينة يوم الاثنين ورفع الحجر الأسود يوم الاثنين"
Maknanya: “Nabi صلى الله عليه وسلم dilahirkan pada hari Senin, diutus juga pada hari Senin, wafat juga pada hari Senin, keluar berhijrah dari Mekah ke Madinah juga pada hari Senin, tiba di Madinah juga pada hari Senin, dan peristiwa baginda mengangkat batu al-Hajarul-Aswad juga pada hari Senin”.
قال المؤلف رحمه الله تعالى :
واعتقاد انه ولد بمكة وبعث بها وهاجر الى المدينة ودفن فيها
"Dan meyakini bahwa nabi Muhammad dilahirkan di Makkah dan diutus (menjadi nabi) di sana, hijrah ke Madinah dan dimakamkan di sana"
Dalam kitab Sullamut Taufiq disebutkan bahwa: Termasuk makna syahadat kedua adalah kewajiban meyakini bahwa: Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah. Nabi Muhammad, pertama kali turun wahyu pengangkatan menjadi nabi ketika beliau bertempat tinggal di Makkah.
Setelah 13 tahun berdakwah di Makkah beliau diperintahkan Allah hijrah ke Madinah.
Ingat!! beliau hijrah bukan karena takut atau melarikan diri dari orang kafir, tetapi karena menjalankan perintah Allah.
Rasul bersabda:
أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى يَقُولُونَ يَثْرِبُ وَهِيَ الْمَدِينَةُ
Maknanya: "Aku diperintahkan (untuk berhijrah) ke suatu kampung yg Islam dari situ akan menyebar ke kampung-kampung lain mereka menyebutnya Yatsrib yaitu al Madinah". HR al Bukhari dan Muslim
Setelah berdakwah selama 10 tahun di Madinah beliau sakit dan wafat di sana. Beliau di makamkan di kamar sayyidah Aisyah istrinya, karena beliau wafat di sana.
Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda :
الانبياء يدفنون حيث يموتون
"Para nabi itu di makamkan di tempat mereka wafat"
Setelah ada perluasan masjid nabawi, sekarang makam Nabi ada di dalam masjid nabawi, di bawah Qubbah Khodlro' (kubah hijau), disampingnya dimakamkan dua sahabatnya; Abu Bakr as Shiddiq dan Umar bin Khaththab.
Peristiwa Hijrah Rasulullah
Setiap memasuki tahun baru hijriyah kita selalu diingatkan pada peristiwa besar dan bersejarah, yaitu hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Makkah al Mukarramah menuju Yatsrib yang kemudian dirubah namanya dengan al Madinah al Muawwarah.
Peristiwa hijrah adalah awal kejayaan Islam, berawal dari sinilah Islam menyebar dan meluas ke seluruh penjuru dunia. Mulai dari peristiwa inilah Rasulullah mulai meletakkan dasar-dasar bermasyarakat dan bernegara. Sehingga pada sekarang ini, bentuk negara dan masyarakat yang dibangun nabi tersebut menjadi percontohan bagi masyarakat yang modern dan beradab.
Peristiwa hijrah dimulai ketika Islam mulai menyebar luas di Madinah, maka para sahabat Nabi yang senantiasa mendapat perlakuan tidak baik dari orang-orang musyrik, mereka meminta izin kepada nabi untuk hijrah ke Madinah. Kemudian Nabi memberi izin pada mereka untuk hijrah, sehingga secara berangsur-angsur dan bergelombang umat Islam berangkat berhijrah ke madinah.
Orang yang pertama kali hijrah adalah Abu Salamah saudara Nabi sesusuan. Sehingga kemudian orang yang tinggal di Makkah tersisa Rasulullah, Abu Bakar as Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib al Murtadha, orang yang dipenjara dan orang yang sakit.
Adapaun sebab Hijrahnya Nabi ke Madinah adalah bahwa ketika orang-orang Musyrik Quraisy melihat orang-orang yang telah masuk Islam berhijrah ke Madinah dengan membawa serta keluarga dan anak-anak mereka, maka mereka khawatir Rasulullah akan juga keluar dari Makkah untuk hijrah ke Madinah, sehingga umat Islam menjadi sangat kuat dan membahayakan kedudukan mereka. Orang musyrik Quraisy selanjutnya berkumpul untuk bermusyawarah tentang masalah itu, ketika itu datanglah iblis dalam bentuk orang tua dari Nejd yang selalu membantah pendapat setiap orang yang hadir, sampai kemudian Abu Jahal berpendapat: Kita ambil dari setiap kabilah anak muda dengan sebuah pedang, mereka memukulkannya secara bersama-sama pada Muhammad, sehingga darahnya menyebar pada semua kabilah dan Banu Abdi Manaf tidak dapat memerangi semua kabilah dan rela dengan kematiannya”. Kemudian Iblis itu mengatakan: “inilah pendapat yang tepat”.
Mengetahui hal tersebut kemudian Jibril memberitahukannya pada Nabi, dan pada malam itu nabi tidak tidur di tempat tidurnya, dan memerintahkan Ali untuk tidur dan berselimut dengan selimut nabi.
Ketika itu anak-anak muda musyrikin telah berkumpul di depan pintu rumah Nabi. Kemudian Nabi mengambil segenggam tanah dengan membaca surat Yasin sampai pada ayat 9. Dan melemparkan tanah itu pada setiap kepala para pemuda musyrikin tersebut, sehingga mereka tidak dapat melihat keluarnya Rasulullah dari rumah.
Selanjutnya Nabi menuju ke rumah Abu Bakar untuk mengajaknya bersama-sama berhijrah ke Madinah.
Hijrah Karena Perintah Allah
Yang perlu menjadi catatan penting tentang permasalahan hijrah adalah bahwa Rasulullah hijrah ke Madinah bukanlah karena takut atau lari dari tekanan serta intimidasi kafir Quraisy yang di lancarkan secara bertubi-tubi terhadap Rasulullah dan para sahabatnya. Hijrah semata-mata di lakukan untuk menjalankan perintah Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
أُمِرْ تُ بِقَرْيَةٍ تَأْ كُلُ اْلقُرَى وَهِيَ الطَّيِّبَةُ
“Aku di perintahkan oleh Allah untuk hijrah ke suatu daerah yang akan meluas ke daerah-daerah yang lain yaitu Taibah atau Madinah”
Rasulullah hijrah juga bukan karena putus asa dengan keadaan lingkungan Makkah juga bukan untuk mencari harta, jabatan dan kekuasaan. Karena semua itu pernah ditawarkan oleh kaum musyrikin Quraisy agar beliau bersedia menghentikan dakwahnya melewati Abu Thalib paman beliau. Namun Rasulullah membantahnya dengan mentah-mentah.
Posting Komentar untuk "Perjalanan Hijrah dari Makkah ke Madinah"