Perjalanan spiritual kali ini dimulai tahun 2015an, dimana saya mengantar ketua MWC NU Jepara, Ustadz Hamzah untuk mengisi pengajian di Pesantrennya dulu waktu muda ia nyantri, sekaligus temu kangen reuni bersama keluarga abahnya di Purwokerto. Perjalanan Saya dimulai bakdal isya sekitar jam 8 malam. kami menyusuri jalanan malam dari jepara menuju purwokerto dengan ambil jalan temanggung. Mencoba lewat jalur gunung di tengah malam. entah apa yang membuat kami memutuskan lewat jalan temanggung menuju purwokerto.
Sampai di tol semarang, saya dan ustadz hamzah belum merasakan adanya sesuatu yang aneh. Namun setelah melewati masjid agung temanggung, kami teringat masa di mana ada pertemuan Nasional yang bernama Thoriqoh se Jawa Tengah, kami ingat saat itu kami bersama jamaah thoriqoh hadir di pendopo bupati temanggung. Saya ingat betul bahwa saat itu, ustadz hamzah masuk angin.... hehe... sehingga saya cari tukang urut dan pijet untuk ustadz hamzah beserta minyak kayu putih.
Beberapa tahun setelah itu, sekitar tahun 2019, kami bersama rombongan keluarga ustadz hamzah selepah acara pernikahan ponakannya di Banyumas, kami pulang ke jepara melewati temanggung, dan saat itu, saat melewati ponpes parakan, saya merasakan sesuatu, namun entah apa saya tidak tahu. kemudian di tahun 2020 kami melewati temanggung lagi dalam rangka silaturrohmi guru madrasah ibtidaiyah dan madrasah diniyah yang asalnya dari temanggung. saya bener bener merasakan sesuatu setelah melewai ponpes kyai bambu runcing ini. Tapi saya masih dak tahu apa itu.
Di Tahun 2021, bulan Oktober tanggal 20 kemarin saya diajak teman saya, beliau guru MA Al Maarif Jepara. Kami berangkat pukul 3 pagi, beliau bersama keluarganya lengkap anak istri. saya sebagai sopirnya yang mengantar. Kebetulan sekali tujuan utama adalah Kyai Parakan Bambu Runcing. Energi itu semakin besar saat dirumah dan mulai berangkat. Akan Tetapi saat masuk tol Semarang, ban belakang mobil saya kempes. Saat itu pukul 6 pagi. sehingga saya harus mengganti ban dulu. Setelah selesai, saya pun tancap gas, entah karena apa sy tidak tahu, tiba-tiba saat mau masuk pintu tol pertama semarang, Saya seperti tidak melihat adanya palang pintu masuk tol, sehingga saya enjoy aja nginjak gas. Dan tiba-tiba jarak sekitar 5 meter, mata sy baru melihat palang pintu dan saya pun mengerem mobil namun tetap saja menabrak palang pintu.
Syukur alhamdulillah, saya selamat, dan semuanya selamat. mobil pun selamat dan tidak rusak sama sekali. dan palang pintu itu ternyata gabus, atau busa. sehingga empuk. namun lagi lagi sy tetap didenda. ya sudah kami bayar atas kesalahan kami.
Perjalanan pun kami lanjutkan, namun saya baru saya sadar bahwa jarak antara ban kempes dan nabrak ini cukup dekat, sehingga sya harus membersihkan niat dan membersihkan hati, baca doa untuk keselamatan dan lainnya. semua saya fungsikan agar Allah ta'ala menjaga kami dan memberi keselamatan kepada kami. kami pun berjalan dengan santai tidak terburu-buru.
Kami keluar tol di bawen semarang dan mencari sarapan di tempat langganan kami. setelah selesai sarapan kami pun melanjutkan perjalanan. saya masih belum tahu kalo kejadian tadi itu adalah ujian untuk bisa bertemu dan berziarah. sama sekali tidak ada pikiran. dan setelah saya sampai di ponpes kyai bambu runcing. Alhamdulillah hp xiomi sy yang menemani saya selama 5 tahun saat itu melembung dan minta ganti, sehingga saya dak fokus di pesantren.
Keluarga Teman saya bersih bersih dulu di ponpes dan saya asyik rokokan dan mikir bagaimana mengganti hp saya ini yang menemani sy sejak
haul gresik.
Lalu kami bersama sama jalan menuju makam
KHR Muhaiminan Gunardho di makbarohnya. Disitulah saya baru ngeh...baru ada setrum bahwa Al Marhum ini yang terus memanggil saya untuk bisa tabaruk di makam beliau. Alhamdulillah saya bertabarruk dan tawasul kepada beliau dan saya sempet .... dengan beliau. Setelah berziarah, saya pun sowan kepada putranya, gus baha muhaiminan. Dan setelah selesai bertamu dengan beliau. kami menuju kakak beliau gus chaidar muhaiminan di bulu. saat itulah saya baru membuka dan membaca sejarah-sejarah KHR Muhaiminan. ternyata luar biasa. saya baru mengenal beliau dan sanad thoriqoh syadziliyah berada di beliau dan putra-putranya.
KHR Muhaiminan Gunardho ini wafat bertepatan tanggal 12 Ramadhan dan ayahanda beliau adalah Simbah Kyaii Parak, Imam Abil Hasan Asy-Syadziliy. Dan setiap tahun
haulnya selalu ramai dipadati masyarakat dari mana saja.
Konon Cerita, bahwa Ponpes ini didirkan dengan paten kurikulum pencak silat, yang unggul. disamping juga ada ngaji ala santri kitab kuning, dan lain sebagainya. dan bersambung....
Semoga berkah aamiin
BalasHapusaaamiiin yaa robbal 'aalamiiin
Hapus