Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapakah Pengikut Hawa Nafsu

Siapa-kah pengikut hawa nafsu ( أهل الأهواء )? 


Secara bahasa, ahwa' adalah jama' dari kata hawa (هوى) yang dapat berarti cinta atau kejelekan-kejelekan yang dicondongi hati; ما تميل اليه النفس من المستقبحات. 

Jelek di sini adalah sesuatu yang dikategorikan buruk oleh syara' (ma qobbahahu asy syar'u) baik yang berkaitan dengan amal atau akidah. Seperti riya', beramal karena ingin dimuliakan; diagungkan orang lain. Riya disebut syirik khofiy. Jika pelaku nya orang Islam maka tidak mengeluarkan nya dari keislaman nya. Namun berdosa besar dan menggugurkan pahala ibadahnya. 


Ada juga syirik jaliy; yakni beribadah yang ditujukan pada selain Allah; atau meyakini bahwa ada yang berhak disembah selain Allah. Baik yang khofiy atau pun yang jaliy semuanya tercela menurut syara' (nash; kitab dan sunnah). 

Lalu apakah yang dimaksud dengan yang mengikuti hawa nafsu terkhusus dalam akidah?

Ketika menafsirkan ayat 

يوم تبيض وجوه وتسود وجوه ( آل عمران : ١٠٦) 

"Hari dimana sebagian wajah mereka putih bersinar dan sebagian yang lain menghitam."  (QS Ali Imron: 106)

Sahabat Abdullah bin Umar --rodliyallahu 'anhu-- menjelaskan dengan: 

إن الذين تبيض وجوههم هم الجماعة والذين اسودت وجوههم هم أهل الأهواء وأهل الأهواء هم الذين لا يتابعون الكتاب والسنة 

"Sesungguhnya mereka yang wajah nya  bersinar (yakni dimuliakan Allah) di hari kiamat  adalah Al Jama'ah (Al Firqoh An Najiyyah; As Sawad Al A'dhom) dan yang menghitam wajah nya (dihinakan oleh Nya) adalah para ahlul ahwa."


Yakni mereka yang tidak mengikuti Al Kitab dan Sunnah (akidah dan hukum) Nabi¹ (sebagaimana yang dipahami oleh para ulama Ahlusunnah dengan sanad yang muttashil). 

Al Imam Al Asfaroyini (W. 471 H)  menyebutkan, 

"Rasulullah telah menjelaskan bahwa banyak dari kalangan 'ahlul ahwa' yang menganggap dan menisbatkan dirinya sebagai umat Nabi namun sebenarnya mereka bukan lah umat Nabi dalam hakikat keimanan. Walaupun dari tampilan lahir adalah umat --ijabah-- Nabi

Maka, wajib bagi seorang mukmin untuk mengetahui siapakah sebenarnya mereka (ahlul ahwa) itu sehingga ia terbedakan dari mereka (agar tidak termasuk sebagai ahlul ahwa) dan agar ia mampu menjaga akidah dari bid'ah mereka dalam bidang akidah."²


Pada akhirnya, siapapun yang mengikuti hawa nya, maka ia rendah baik di dunia maupun akhirat. Sebagian ulama menyebutkan: 

من اتبع الهوى هوى 

"Barangsiapa mengikuti kecenderungan hati yang jelek, maka ia pasti hina." 

والعياذ بالله 

والله أعلم وأحكم 

¹. At Tabshir fiddin li Abi Al Mudhoffar Al Asfāroyīniy: hal. 160, penerbit Al Maktabah Al Azhariyyah, Kairo, Mesir.

². Ibid., hal 14-15.

Posting Komentar untuk "Siapakah Pengikut Hawa Nafsu"