Wali Tanpa Nama dan Tanpa Gelar
Beberapa waktu lalu, sy mendapat cerita. Cerita ini agak panjang, silahkan dibaca pelan-pelan.
Di cerita ini sy tidak bermaksud mencatut nama siapapun atau menggunakan peristiwa apapun. saya hanya bercerita yang semoga dapat diambil ibroh.....diambil manfaat ini.
pada satu waktu, saya berziarah di wali terkenal di pulau jawa, makam yang saya ziarahi ini sangat ramai sekali, apalagi di bulan ruwah, bulan menjelang puasa ramadhan. hampir di setiap makam para wali sangat padat dikunjungi oleh para muhibbun. ketika itu saya berziarah dan bertemu dengan orang gendeng. agak gak waras karena penampilannya seperti orang yang sudah gila. iya....dia sudah gila, alias majnun wal murokab. orang gila ini tak jauh dari makbaroh wali yang kami ziarahi.
Orang gila itu berkata agak keras sehingga kami para peziarah mendengan perkataannya yang sedang diocehkan berulang kali. dia itu berbicara sendiri seperti berbicara dengan orang lain. perkataannya ini seperti sedang memarahi seseorang.
Kata Orang gila: "Apabila mereka (para peziarah) ngerti kalo sebenarnya ada seorang wali yang majdub tak bernama dan juga tak bergear. Wali itu punya banyak karomah dan punya kekuatan setara dengan seorang wali qutub. Nisacara mereka (para peziarah) pasti berebut mendatangi wali itu. mencium tangan, minta doa, dan jika wali tadi meninggal dunia pun pasti mereka (para peziarah) akan senang berada di makamnya dan berlomba lomba berlama lama dan mencari berkah darinya. berdzikir kepada Allah, berdoa, dan membaca alquran sebanyak kemampuannya dan juga minta ampunan kepada Allah yang Maha Penerima Ampunan. Jika seandainya Mereka (para peziarah) mengetahui hal itu, maka pastinya mereka akan mengerjakan apa yang diperintah wali itu. Akan tetapi, Karena wali itu Tak bernama dan juga Tak bergelar, sehingga banyak kali orang tak menghiraukannya, melupakan, mengabaikan dan juga bahkan membuangnya."
celoteh orang edan ini, membuat hatiku pengen tahu, kok ada ya wali seperti itu, derajatnya seperti wali qutub. padahal wali qutub adalah pemimpin para wali. Lalu siapakah wali yang dimaksud wong edan ini?
Akhirnya sy ingin tahu dengan bertanya kepada orang gila ini, walaupun agak canggung karena dia gila. "Nuwun Sewu mbah (minta maaf mbah), saya tadi kok mendengar perkataan mbah ini menyebut wali tak bernama dan tak bergelar, niku sinten mbah (Dia siapa mbah)? kok dia sebegti hebat dan disejajarkan dengan wali qutub yang begitu tinggi derajatnya?
Orang gila tadi mendengar pertanyaanku dan menoleh ke mukaku dan matanya mulai melotot seperti orang mau marah. saya agak ketakutan kalo benar dia jadi marah, pikir saya wah nanti di makam ini ada perkelahian orang gila dengan saya, bisa bahaya ini. Akhirnya orang edan tadi menimpali dan berkata: "Kowe Sopo (kamu siapa)? Beraninya nguping pembicaraanku! Apa keperluanmu dengan wali tak bernama dan tak bergelar? Apa dia penting bagimu?" ngomongnya dengan nada menyentak keras. Sehingga orang-orang sekitar merasa kaget dan melihat ke arah kami.
dengan agak bingung dan takut saya dibuatnya, lalu saya berkata padanya: "Ngapunten mbah (Maaf mbah), saya tidak bermaksud menyinggung perasaan mbah, saya ini peziarah wali yang ada di pulau jawa dan beberapa tempat di Indonesia. dan Saya tadi mendengat pembicaraan mbah tentang wali yang begitu tinggi seperti wali qutub, akan tetapi tak bernama dan tak bergelar, hal ini membuatku ingin tahu dan bertanya sama mbah. Karena saya tertarik ingin mengunjunginya. Jika mbah tidak keberatan, Siapa Wali yang mbah sebutkan tadi?
orang-orang yang ada disekitarku akhirnya berlalu lalang tidak menghiraukan kami lagi. dan mbah malah menertawai saya dengan terkekeh-kekeh. Dengan masih tertawa, mbah berkata: "BOCAH GOBLOK, GENDENG MUROKAB, hahahahahaha..........., Wali tak bernama dan tak bergelar, ya pasti saya tidak tahu nama wali itu dan gelar wali itu juga saya tidak tahu, bocah tengik kau, kelihatan saja kau pandai, muka akademis, tapi nyatanya kau lebih goblok dari pada saya ya ....hahahahahaha........ "
Mendengar ucapannya, saya dibuatnya menjadi agak marah kepadanya, namun sy bisa tahan. dan Sudah kukira saya salah ini, kenapa saya berbicara dengan wong edan. namanya juga wong edan,, kenapa saya ajak ngobrol.....tetapi perkataannya dia ini masuk akal semua.... dan memang saya goblok juga... kenapa masih tanya....wali sudah tanpa nama, dan juga tanpa gelar.... kenapa masih sy paksa tanya. dan seketika itu, sy ingin meninggalkan orang gila ini dan menyudahi percakapan ini. Sy berbalik badan dan membuang muka pada orang edan ini. dan sy mau berbalik pergi......
Baca juga: Sempet Jadi Dosen
Ketika saya hendak pergi, orang gila ini berkata: "Hai fit, (dengan kaget sy bergumam, kok dia tahu nama saya, dan say balikkan badan untuk menerima panggilannya)..... kamu mau kemana? kamu ini tidak punya sopan santun sama sekali,.... kamu datang tidak ucap salam dan pergi pun kamu tidak mengucap salam, siapa gurumu? kenapa gurumu tidak mengajari salam. Kamu baru diejek sedikit saja kau sudah tidak bersabar dan malah muka marah gitu. Apa mursyidmu tidak memberitahumu? tidak mengajarimu sopan santun? tidak mengajarimu untuk berbuat sabar dari segala cobaan, hinaan, makian?"
saya pun seperti tertusuk panah, tertunduk malu dengan orang edan ini. ternyata omongannya ini membuatku malu tak terkira.
Dia melanjutkan omongannya dan kudengarkan lagi; "Gurumu itu mursyid, dia itu wali, wali yang sudah sederajat dengan wali qutb. Apa dia tidak pernah memberitahumu?"
Sy pun menimpali pertanyaannya: "maafin saya mbah atas kelancangan saya, lain kali saya salam mbah." saya pun ingin meraih tangannya dan seperti santri kepada gurunya yaitu ingin mencium tangannya. tapi ditepis olehnya dan dia berkata: "ya sudah, cukup kamu minta maaf sudah cukup. dan kau tak perlu mencium tanganku."
bersambung.....
pada satu waktu, saya berziarah di wali terkenal di pulau jawa, makam yang saya ziarahi ini sangat ramai sekali, apalagi di bulan ruwah, bulan menjelang puasa ramadhan. hampir di setiap makam para wali sangat padat dikunjungi oleh para muhibbun. ketika itu saya berziarah dan bertemu dengan orang gendeng. agak gak waras karena penampilannya seperti orang yang sudah gila. iya....dia sudah gila, alias majnun wal murokab. orang gila ini tak jauh dari makbaroh wali yang kami ziarahi.
Orang gila itu berkata agak keras sehingga kami para peziarah mendengan perkataannya yang sedang diocehkan berulang kali. dia itu berbicara sendiri seperti berbicara dengan orang lain. perkataannya ini seperti sedang memarahi seseorang.
Kata Orang gila: "Apabila mereka (para peziarah) ngerti kalo sebenarnya ada seorang wali yang majdub tak bernama dan juga tak bergear. Wali itu punya banyak karomah dan punya kekuatan setara dengan seorang wali qutub. Nisacara mereka (para peziarah) pasti berebut mendatangi wali itu. mencium tangan, minta doa, dan jika wali tadi meninggal dunia pun pasti mereka (para peziarah) akan senang berada di makamnya dan berlomba lomba berlama lama dan mencari berkah darinya. berdzikir kepada Allah, berdoa, dan membaca alquran sebanyak kemampuannya dan juga minta ampunan kepada Allah yang Maha Penerima Ampunan. Jika seandainya Mereka (para peziarah) mengetahui hal itu, maka pastinya mereka akan mengerjakan apa yang diperintah wali itu. Akan tetapi, Karena wali itu Tak bernama dan juga Tak bergelar, sehingga banyak kali orang tak menghiraukannya, melupakan, mengabaikan dan juga bahkan membuangnya."
celoteh orang edan ini, membuat hatiku pengen tahu, kok ada ya wali seperti itu, derajatnya seperti wali qutub. padahal wali qutub adalah pemimpin para wali. Lalu siapakah wali yang dimaksud wong edan ini?
Akhirnya sy ingin tahu dengan bertanya kepada orang gila ini, walaupun agak canggung karena dia gila. "Nuwun Sewu mbah (minta maaf mbah), saya tadi kok mendengar perkataan mbah ini menyebut wali tak bernama dan tak bergelar, niku sinten mbah (Dia siapa mbah)? kok dia sebegti hebat dan disejajarkan dengan wali qutub yang begitu tinggi derajatnya?
Orang gila tadi mendengar pertanyaanku dan menoleh ke mukaku dan matanya mulai melotot seperti orang mau marah. saya agak ketakutan kalo benar dia jadi marah, pikir saya wah nanti di makam ini ada perkelahian orang gila dengan saya, bisa bahaya ini. Akhirnya orang edan tadi menimpali dan berkata: "Kowe Sopo (kamu siapa)? Beraninya nguping pembicaraanku! Apa keperluanmu dengan wali tak bernama dan tak bergelar? Apa dia penting bagimu?" ngomongnya dengan nada menyentak keras. Sehingga orang-orang sekitar merasa kaget dan melihat ke arah kami.
dengan agak bingung dan takut saya dibuatnya, lalu saya berkata padanya: "Ngapunten mbah (Maaf mbah), saya tidak bermaksud menyinggung perasaan mbah, saya ini peziarah wali yang ada di pulau jawa dan beberapa tempat di Indonesia. dan Saya tadi mendengat pembicaraan mbah tentang wali yang begitu tinggi seperti wali qutub, akan tetapi tak bernama dan tak bergelar, hal ini membuatku ingin tahu dan bertanya sama mbah. Karena saya tertarik ingin mengunjunginya. Jika mbah tidak keberatan, Siapa Wali yang mbah sebutkan tadi?
orang-orang yang ada disekitarku akhirnya berlalu lalang tidak menghiraukan kami lagi. dan mbah malah menertawai saya dengan terkekeh-kekeh. Dengan masih tertawa, mbah berkata: "BOCAH GOBLOK, GENDENG MUROKAB, hahahahahaha..........., Wali tak bernama dan tak bergelar, ya pasti saya tidak tahu nama wali itu dan gelar wali itu juga saya tidak tahu, bocah tengik kau, kelihatan saja kau pandai, muka akademis, tapi nyatanya kau lebih goblok dari pada saya ya ....hahahahahaha........ "
Mendengar ucapannya, saya dibuatnya menjadi agak marah kepadanya, namun sy bisa tahan. dan Sudah kukira saya salah ini, kenapa saya berbicara dengan wong edan. namanya juga wong edan,, kenapa saya ajak ngobrol.....tetapi perkataannya dia ini masuk akal semua.... dan memang saya goblok juga... kenapa masih tanya....wali sudah tanpa nama, dan juga tanpa gelar.... kenapa masih sy paksa tanya. dan seketika itu, sy ingin meninggalkan orang gila ini dan menyudahi percakapan ini. Sy berbalik badan dan membuang muka pada orang edan ini. dan sy mau berbalik pergi......
Baca juga: Sempet Jadi Dosen
Ketika saya hendak pergi, orang gila ini berkata: "Hai fit, (dengan kaget sy bergumam, kok dia tahu nama saya, dan say balikkan badan untuk menerima panggilannya)..... kamu mau kemana? kamu ini tidak punya sopan santun sama sekali,.... kamu datang tidak ucap salam dan pergi pun kamu tidak mengucap salam, siapa gurumu? kenapa gurumu tidak mengajari salam. Kamu baru diejek sedikit saja kau sudah tidak bersabar dan malah muka marah gitu. Apa mursyidmu tidak memberitahumu? tidak mengajarimu sopan santun? tidak mengajarimu untuk berbuat sabar dari segala cobaan, hinaan, makian?"
saya pun seperti tertusuk panah, tertunduk malu dengan orang edan ini. ternyata omongannya ini membuatku malu tak terkira.
Dia melanjutkan omongannya dan kudengarkan lagi; "Gurumu itu mursyid, dia itu wali, wali yang sudah sederajat dengan wali qutb. Apa dia tidak pernah memberitahumu?"
Sy pun menimpali pertanyaannya: "maafin saya mbah atas kelancangan saya, lain kali saya salam mbah." saya pun ingin meraih tangannya dan seperti santri kepada gurunya yaitu ingin mencium tangannya. tapi ditepis olehnya dan dia berkata: "ya sudah, cukup kamu minta maaf sudah cukup. dan kau tak perlu mencium tanganku."
bersambung.....
Posting Komentar untuk "Wali Tanpa Nama dan Tanpa Gelar"