Ngaji Kitab Al Qaul Al Jaliyy Makna Bismillah
Ngaji Kitab Al Qaul Al Jaliyy 01
قال المؤلف رحمه الله:
(بِسْمِ اللَّهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ)
أَيْ أَبْتَدِئُ تَصْنِيفِي لِهَذَا الْكِتَابِ بِسْمِ اللَّهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ أَيْ ذَاكِرًا لَهُ مُتَبَرِّكًا بِهِ
Yakni, Penulis Kitab ini (muallif) memulai penulisan buku ini dengan Basmalah, yaitu dengan menyebutnya dan juga mencari berkah dengannya.
مَعْنَى بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ :أَىْ أَبْتَدِئُ بِقَوْلِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ وَلَفْظُ الْجَلالَةِ اللَّهُ اسْمٌ يَدُلُّ عَلَى ذَاتِ اللَّهِ الْمُسْتَحِقِّ لِنِهَايَةِ التَّعْظِيمِ وَغَايَةِ الْخُضُوعِ وَهِىَ الْعِبَادَةُ, وَمَعْنَاهُ مَنْ لَهُ الإِلَهِيَّةُ أَىْ مَنْ لَهُ الْقُدْرَةُ عَلَى إِبْرَازِ الأَحْجَامِ وَصِفَاتِ الأَحْجَامِ مِنَ الْعَدَمِ إِلَى الْوُجُودِ. قال الله تعالى: ﴿اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ﴾ وَالرَّحْمٰنُ مَعْنَاهُ الْكَثِيرُ الرَّحْمَةِ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْكَافِرِينَ فِى الدُّنْيَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ خَاصَّةً فِى الآخِرَةِ أَمَّا الرَّحِيمُ فَمَعْنَاهُ الْكَثِيرُ الرَّحْمَةِ لِلْمُؤْمِنِينَ قَالَ تَعَالَى فِى سُورَةِ الأَعْرَافِ ﴿وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ﴾ أَىْ أَنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ وَسِعَتْ فِى الدُّنْيَا كُلَّ مُؤْمِنٍ وَكَافِرٍ ﴿فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ﴾ أَىْ أَخُصُّهَا فِى الآخِرَةِ لِلَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ الشِّرْكَ وَسَائِرَ أَنْوَاعِ الْكُفْرِ.
Makna “بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ” adalah Aku memulai (amalan ini) dengan menyebut nama Allâh Ta’ala. Dan Lafad Jalalah “الله” adalah Nama hanya untuk Dzât yang maha suci dari menyerupai makhluk-Nya (Al-Muqaddas), Dzât yang berhak diserahkan kepada-Nya puncak (batas akhir) pengagungan dan puncak perendahan diri seorang hamba dan itu dinamakan ibadah.
Sedangkan Makna “الله” adalah “مَنْ لَهُ الإِلَهِيَّةُ”; yaitu Dzât yang memiliki sifat ketuhanan (Al-Ilâhiyyah); yakni Sifat Maha Kuasa untuk menciptakan; yaitu menjadikan sesuatu (makhluk) dari tidak ada menjadi ada. Firman Allah Ta’ala:
﴿اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ﴾
Artinya: “Allâh Ta’ala adalah Pencipta segala sesuatu” (Q.S. Az-Zumar: 62)
Dan “الرَّحْمٰنِ” maknanya bahwa Allâh adalah Tuhan yang memberikan banyak Rahmat-Nya yakni karunia-Nya (diberikan) kepada semua makhlûq-Nya, baik yang mukmin maupun yang kafir di dunia, dan khusus kepada orang-orang mukmin saja di akhirat.
Dan “الرَّحِيمِ” maknanya bahwa Allâh sangat banyak Rahmat-Nya kepada kaum mukminin.
(Karunia disini bukan berarti Rahmat yang bermakna cinta dan keridloan)
Sebagaimana Firman Allâh Ta’ala:
﴿وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ﴾
Makanya: “Dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (di dunia), dan Aku (yakni Allâh) khususkan ia (di akhirat) hanya untuk orang-orang yang beriman” (Q.S. Al-A’raf: 156)
قَالَ البَيْهَقِيُّ في الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ قَالَ الخَطَّابِيُّ: فَالرَّحْمنُ ذُو الرَّحْمَةِ الشَّامِلَةِ الَّتِي وَسِعَتِ الخَلْقَ فِي أَرْزَاقِهِمْ وَأَسْبَابِ مَعَايِشِهِمْ وَمَصَالِحِهِمْ وَعَمَّتِ الْمُؤْمِنَ وَاْلكَافِرَ وَالصَّالِحَ وَالطَّالِحَ, وَأَمَّا الرَّحِيْمُ فَخَاصٌّ لِلْمُؤْمِنِيْنَ كَقَوْلِهِ: ﴿وَكَانَ بِالمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا﴾ اهـ
Imam Al-Baihaqqi dalam kitabnya “Al Ashmâ’ Wa Ash-Shifât” (hal:50) mengatakan: “Al-Khatthâbiy berkata: maka “الرَّحْمٰنِ” maknanya adalah Dzât yang memiliki Rahmat yang maha luas terhadap semua makhlûq, memberi rizqi kepada mereka dan menciptakan untuk mereka sebab-sebab untuk kelangsungan hidup dan kemaslahatan (untuk memenuhi kebutuhan hidup) mereka, ini mencakup (semua makhlûq), baik yang mukmin dan yang kafir, yang sholih dan yang bejat. Adapun “الرَّحِيمِ” maka maknanya Dzât yang Rahmat-Nya diberikan khusus kepada orang-orang mukmin saja. Sebagaimana firman Allâh Ta’ala:
﴿وَكَانَ بِالمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا﴾
Artinya: “Dan Dia (Allâh) maha penyayang kepada orang-orang beriman” (Q.S. Al-Ahzâb: 43)
قَالَ ابن الجَوْزِي فِي تَفْسِيْرِهِ هذِهِ الرَّحْمَةُ عَلَى الْعُمُوْمِ فِي الدُّنْيَا وَالخُصُوْصِ فِي الآخِرَةِ وَتَأْوِيْلُهَا وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ فِي الدُّنْيَا البَرَّ وَالفَاجِرَ وَفِي الآخِرَةِ هِيَ لِلْمُتَّقِيْنَ خَاصَة ا هـ
Ibnu Al-Jauzi berkata dalam kitab Tafsirnya (saat menafsiri ayat ini, jilid 3 hal: 157): “Rahmat dalam ayat ini umum untuk segala sesuatu di dunia, dan khusus untuk kaum mukminin kelak di akhirat; maka takwil ayat ini adalah “Rahmat Allâh di dunia mencakupi segala sesuatu, yang baik dan juga yang jahat, dan di akhirat hanya khusus bagi orang-orang yang bertaqwa”.
قَالَ ابن الْأثِيْرُ فِي النِّهَايَةِ: "الرَّحْمـٰن الرَّحِيْم" وَهُمَا اسْمَانِ مُشْتَقَّانِ مِنَ "الرَّحْمَة" مِثْلُ نَدْمَانَ وَنَدِيْمٌ وَهُمَا مِنْ أَبْنِيَةِ الْمُبَالَغَةِ وَرَحْمَانُ أَبْلَغُ مِن "رَحِيْمِ" و "الرَّحْمـٰن" خَاصٌّ لله لاَ يُسَمَّى بِهِ غَيْرُهُ وَلَا يُوْصَفُ و"الرَّحِيْمُ" يُوصَفُ بِهِ غَيْرُ اللهُ تعالى فَيُقَالُ رَجُلٌ رَحِيْمٌ وَلَا يُقَالُ رَحْمَانُ اهـ
Ibnu al-Atsîr dalam kitâb an-Nihâyah (juz 2 hal 210) mengatakan:
Kata “الرَّحْمـٰن الرَّحِيْم” adalah dua Isim yang diambil (Musytaq) dari kata “الرَّحْمَة” seperti kata “نَدْمَان” dan “نَدِيْم”, dan kedua kalimat tersebut (yaitu “الرَّحْمـٰن” dan “الرَّحِيْم”) termasuk kalimat dalam bentuk Mubâlaghah, namun kata “الرَّحْمـٰن” lebih luas maknanya daripada “الرَّحِيْم”, dan kata “الرَّحْمـٰن” hanya khusus untuk Allâh, tidak boleh sesuatupun selain Allâh dinamai atau disifati dengan “الرَّحْمـٰن” sedangkan “الرَّحِيْم” boleh disifatkan kepada selain Allâh (boleh makhlûqNya) sehingga bisa dikatakan: “si Fulan itu Rahîm” dan tidak boleh dikatakan pada seseorang “Rahmân”.
Intaha
Bersambung
Allah Ada Tanpa Tempat
Posting Komentar untuk "Ngaji Kitab Al Qaul Al Jaliyy Makna Bismillah"