Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Akidah Shohib Ar Rotibul Haddad, Imam Abdullah al-Haddad

Banyak sudah yang membuka majlis rotibul haddad, ramai dimana saja di seluruh nusantara. Ratibul haddad banyak juga digunakan untuk pagar ghaib dan perlindungan diri. Akan tetapi tidak banyak yang mengetahui akidah yang benar menurut pengarang rotibul haddad ini. Bahkan tidak jarang ditemui kitab kitab ratibul haddad yang ditambahi dengan berbagai wirid yang isi dan maknanya bertentangan dengan akidah shohibul Ratib ini. 

Beliu bernama AsySyaikh al Imam Sayyid Abdulloh ibn Alawi al-Haddad al-Hadlrami al-Husaini (w 1132 H), yaitu ulama yaman yang menjadi penulis Ratib al-Haddad dan terkenal sampai hari ini. Beliau juga menulis sebuah kitab berjudul "Aqidah Ahl al-Islam" menuliskan di halaman 12 yaitu: 
Maknanya : "dan sesungguhnya Allooh maha suci dari waktu (zaman), dan tempat, dan maha suci dari menyerupai makhluk-makhluk-Nya, dan maha suci dari segala arah" .. .

Inilah bukti bahwa Akidah yang diajarkan beliau, Shohib Ratibul Haddad, adalah akidah tanzih. Akidah ahlussunnah wal jamaah. yaitu meyakini bahwa ALLAAH ADA TANPA TEMPAT.

Di berbagai daerah di Indonesia, terutama para hababib pasti mengenal beliau, al-Imâm Abdullah al-Haddad, yang sangat mashur. Dan para habaib ini tentu sudah pasti mengajak para jamaahnya untuk mengamalkan, yaitu membaca Râtib al-Haddâd setiap hari. 

Perlu Anda ketahui bahwa salah satu karya beliau yang berisikan akidah tauhid dan dibacakan oleh berbagai lapisan masyarakat di hampir seluruh pelosok Indonesia. Karya-karya beliau sebagai pembelaan terhadap akidah Ahlussunnah wal jamaah juga sangat banyak. Anda perhatikan, salah satu karya beliau di atas berjudul 'Aqidah Ahl al-Islâm, menunjukkan akidah suci, yaitu ALLAAH ADA TANPA TEMPAT. Artinya bahwa kitab yang ditulis ini adalah berisikan pokok-pokok akidah seluruh orang Islam, dari zaman Nabi Adam sampai nanti kiamat. 

Dan Apabila disalahi akidah ini, maka konsekuensi dari yang menyalahinya tidak lagi disebut sebagai seorang muslim, hal ini dikarenakan menyalahi akidah umat islam. Dan di antara pokok akidah seorang muslim, seperti dalam penegasan al-Imâm Abdullah al-Haddad di atas adalah berkeyakinan bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. 

Pernah satu kejadian, bahwa kami menemukan Ratibul haddad yang ditambahi dengan dzikir lainnya. yang hal itu bukanlah dari ratibul haddad. Kami menanyakan langsung kepada pemimpin jamaah perihal ditambahkannya wirid atau dzikir tersebut. Dan beliau menajawab itu bukan dari ratibul haddad. Sehingga kami pun memberikan saran bahwa supaya wirid tersebut jangan dimasukkan ke dalam wirid ratibul haddad. Karena hal itu bertentangan dengan akidah penulis ratibul haddad sendiri. 

Jadi ingatlah baik baik saudaraku, Akidah yang ditulis oleh al Imam Abdullah Al Haddad ini adalah akidah rosulullah, akidah umat islam. Jangan menentang dengan akidah ini. 
ALLAH ADA TANPA TEMPAT
ALLAH ADA TANPA ARAH
ALLAH ADA TANPA ZAMAN

intaha.

Selain kitab tersebut, Al ‘Arif Billah al Imam as-Sayyid Abdullah ibn ‘Alawi al-Haddad (w 1132 H), juga menulis kitab lainnya, yang berjudul "Risalah al-Mu’awanah", Anda perhatikan pada halaman 14, disitu menuliskan bahwa:
“Hendaklah engkau memperbaiki akidahmu dengan keyakinan yang benar dan meluruskannya di atas jalan kelompok yang selamat (al-Firqah an-Najiyah). Kelompok yang selamat ini di antara kelompok-kelompok dalam Islam adalah dikenal dengan sebutan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Mereka adalah kelompok yang memegang teguh ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.

Dan engkau apa bila berfikir dengan pemahaman yang lurus dan dengan hati yang bersih dalam melihat teks-teks al-Qur’an dan Sunnah-Sunnah yang menjelaskan dasar-dasar keimanan, serta melihat kepada keyakinan dan perjalanan hidup para ulama Salaf saleh dari para sahabat Rasulullah dan para Tabi’in, maka engkau akan mengetahui dan meyakini bahwa kebenaran akidah adalah bersama kelompok yang dinamakan dengan al-Asy’ariyyah. Sebuah golongan yang namanya dinisbatkan kepada asy-Syaikh Abu al-Hasan al-Asy’ari -Semoga rahmat Allah selalu tercurah baginya-.

Beliau adalah orang yang telah menyusun dasar-dasar akidah Ahl al-Haq dan telah merumuskan dalil-dalil akidah tersebut. Itulah akidah yang disepakati kebenarannya oleh para sahabat Rasulullah dan orang-orang sesudah mereka dari kaum tabi’in terkemuka. Itulah akidah Ahl al-Haq setiap genarasi di setiap zaman dan di setiap tempat. Itulah pula akidah yang telah diyakini kebenarannya oleh para ahli tasawwuf, sebagaimana telah dinyatakan oleh Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam pembukaan Risalah-nya (ar-Risalah al-Qusyairiyyah). Itulah pula akidah yang telah kami yakini kebenarannya, serta merupakan akidah seluruh keluarga Rasulullah yang dikenal dengan as-Sadah al-Husainiyyin, yang dikenal pula dengan keluarga Abi ‘Alawi (Al Abi ‘Alawi). Itulah pula akidah yang telah diyakini oleh kakek-kakek kami terdahulu dari semenjak zaman Rasulullah hingga hari ini.

Adalah al-Imam al-Muhajir yang merupakan pucuk keturunan dari as-Sadah al-Husainiyyin, yaitu as-Sayyid asy-Syaikh Ahmad ibn ‘Isa ibn Muhammad ibn ‘Ali Ibn al-Imam Ja’far ash-Shadiq -semoga ridla Allah selalu tercurah atas mereka semua-, ketika beliau melihat bermunculan berbagai faham bid’ah dan telah menyebarnya berbagai faham sesat di Irak maka beliau segera hijrah dari wilayah tersebut. Beliau berpindah-pindah dari satu tempat ke tampat lainnya, dan Allah menjadikannya seorang yang memberikan manfa’at di tempat manapun yang beliau pijak. Hingga pada akhirnya beliau sampai di tanah Hadramaut Yaman dan menetap di sana hingga beliau meninggal.

Allah telah menjadikan orang-orang dari keturunannya sebagai orang-orang banyak memiliki berkah, hingga sangat banyak orang yang berasal dari keturunannya dan dikenal sebagai orang-orang ahli ilmu, ahli ibadah, para wali Allah dan orang-orang ahli ma’rifat. Sedikitpun tidak menimpa atas semua keturunan Al-Imam agung ini sesuatu yang telah menimpa sebagian keturunan Rasulullah dari faham-faham bid’ah dan mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Ini semua tidak lain adalah merupakah berkah dari keikhlasan al-Imam al-Muhajir Ahmad ibn ‘Isa dalam menyebarkan ilmu-ilmunya, yang karena untuk tujuan itu beliau rela berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menghindari berbagai fitnah.

Semoga Allah membalas baginya dari kita semua dengan segala balasan termulia, seperti paling mulianya sebuah balasan dari seorang anak bagi orang tuanya. Semoga Allah mengangkat derajat dan kemulian beliau bersama orang terdahulu dari kakek-kakeknya, hingga Allah menempatkan mereka semua ditempat yang tinggi. Juga semoga kita semua dipertemukan oleh Allah dengan mereka dalam segala kebaikan dengan tanpa sedikitpun dari kita terkena fitnah. Sesungguhnya Allah maha pengasih.

Dan ketahuilah bahwa akidah al-Maturidiyyah adalah akidah yang sama dengan akidah al-Asy’ariyyah dalam segala hal yang telah kita sebutkan”.
Haul Beliau adalah tanggal 07 Dzulqa'dah Hijriyah. 

Posting Komentar untuk "Inilah Akidah Shohib Ar Rotibul Haddad, Imam Abdullah al-Haddad"