Hikmah Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihimassalaam
HIKMAH KISAH NABI IBRAHIM DAN ISMAIL
Al-Khalil Ibrahim Alaihissalaam telah diperintahkan di dalam tidurnya untuk menyembelih anaknya yang menjadi buah hatinya.
قَالَ , يَا بُنَيَّ ,إِنّي أَرَى فِي المَنَامِ ,أَنّي أَذْبَحُكَ
Nabi Ibrahim Alaihissalaam berkata: "Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat di dalam tidurku bahwa aku menyembelihmu".
HIKMAH;
- Mimpi para nabi adalah wahyu, sehingga Nabi Ibrahim tidak ragu sedikitpun dengan perintah itu.
Catatan:
- Tidak benar pernyataan sebagian orang bahwa Nabi Ibrahim sempat ragu dengan perintah itu, sehingga mimpi tersebut berulang sampai tiga kali untuk menghilangkan keraguan nabi Ibrahim.
Setelah menerima wahyu berupa perintah menyembelih nabi Ismail, Nabi Ibrahim alaihimassalaam berkata kepada Nabi Ismail anaknya:
فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
“Lihatlah apa pendapatmu”
Hikmah:
- Pertanyaan Nabi Ibrahim pada Nabi Ismail ini bukan berarti bahwa Nabi Ibrahim ingin mengajak nabi Ismail untuk bermusyawarah; dijalankan atau tidak perintah Allah tersebut dan bukan juga keraguan untuk menjalankan perintah Allah.
- Pertanyaan nabi Ibrahim ini adalah agar beliau tahu kemantapan sang anak (nabi Ismail) dalam menjalankan perintah Allah ta’ala. Sehingga keluarlah jawaban Nabi Ismail, seorang anak yang cintanya kepada Allah melebihi cintanya pada kehidupan dia sendiri.
Nabi Ismail mengatakan:
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar".
Jawaban nabi Ismail ketika ayahnya menyampaikan perintah Allah Ta'ala untuk menyembelihnya mempunyai banyak hikmah.
HIKMAH
- Perkataan nabi Ismail “Insya Allah” (jika Allah menghendaki) itu karena tidak ada sesuatu yang terjadi di alam semesta ini kecuali dengan kehendak Allah.
- Tidak ada gerakan dan juga tidak ada diam kecuali terjadinya dengan kehendak Allah.
Rasulullah mengajarkan kepada sebagian putrinya bacaan:
ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن
“Apapun yang telah Allah kehendaki pada azal terjadinya maka pasti terjadi dan apapun yang tidak Allah kehendaki pada azal maka pasti tidak akan terjadi”
Kemudian, Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah, beliau menyembelih putranya, Ismail. Nabi Ibrahim menjalankan pisaunya dileher anaknya Ismail, namun ternyata pisau itu tidak dapat memotongnya.
HIKMAH
- Kisah ini adalah dalil bahwa tidak setiap yang Allah perintahkan akan terjadi, tetapi setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi.
- Allah memerintahkan nabi Ibrahim untuk menyembelih nabi Ismail, tetapi Allah tidak menghendaki nabi Ismail tersembelih, maka nabi Ismail tidak tersembelih.
- Kisah ini juga menjadi dalil bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Sabab (sebab) tidak menciptakan musabbab (akibat), tetapi Allah lah yang menciptakan sabab dan musabbab. Pisau adalah sebab dari terpotong, obat adalah sebab dari kesembuhan, makan adalah sebab dari kenyang. Sebab-sebab itu bukan pencipta terpotong, kesembuhan atau kenyang, tetapi Allah lah yang menciptakan seluruhnya.
Ahlussunnah wal jama’ah berkeyakinan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, pencipta makhluk dan perbuatannya, pencipta kebaikan dan keburukan, pencipta keimanan dan kekufuran, pencipta ketaatan dan kemaksiatan, pencipta hidayah dan kesesatan, pencipta sebab dan sesuatu yang disebabkan.
Allah ta’ala berfirman:
وخلق كل شيء وقدره تقديرا
“Dan Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dan mentaqdirkannya”
Ketika akan disembelih, nabi Ismail berkata kepada ayahnya (seorang anak berkata kepada ayahnya):
يا أبي اكْفُفْ عَني ثوبَكَ حتى لا يتلطّخ مِنْ دَمِي فَتَرَاهُ أُمّي، وأَسْرِعْ مَرّ السّكين، ليكونَ أهونَ للمَوتِ عليّ، فإذا وَصَلْتَ إلى أُمّي أَقْرِئْهَا السلام
"Wahai ayahku jagalah pakaianmu agar tidak berlumuran dengan darahku sehingga ibuku akan melihatnya, dan percepatlah hunusan pisaumu agar aku lebih mudah untuk mati, apabila engkau sampai pada ibuku, sampaikanlah salamku padanya".
Mendengar ucapan tersebut, nabi Ibrahim memeluknya seraya mengatakan:
نِعْمَ الوَلَد أَنْتَ يا بُنَيَّ على تَنْفِيْذِ أَمْرِ الله
"Sebaik-baik anak adalah engkau wahai anakku (dalam menjalankan perintah Allah)"
HIKMAH
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa:
- Seorang mukmin yang sempurna adalah orang yang cintanya kepada Allah lebih besar dari cintanya kepada anak, orang tua, harta benda dan bahkan pada dirinya sendiri.
- Orang tua yang sholih adalah orang tua yang mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada anak-anaknya dan mendidik mereka dengan akhlak yang mulia.
- Anak yang Sholeh adalah anak yang berbakti kepada Allah dan Rasulullah serta kedua orang tuanya, membantu orang tuanya untuk berbuat ketaatan kepada Allah dan bukan malah mendorong orang tuanya bermaksiat kepada Allah.
Sebelum pelaksanaan penyembelihan terhadap nabi Ismail yang selanjutnya diganti dengan seekor domba besar, Iblis menampakkan diri tiga kali di tempat yang sekarang dikenal dengan jamarat yang tiga. Iblis datang untuk mengganggu nabi Ibrahim, agar beliau tidak melaksanakan perintah Allah. Kemudian nabi Ibrahim melemparinya dengan batu sebagai bentuk penghinaan terhadap Iblis.
HIKMAH
- Pelaksanaan wajib haji yang berupa melempar jamrah yang tiga adalah untuk menghidupkan sunnah nabi Ibrahim 'alayhissalam.
- Lempar jamrah adalah simbol dari anjuran untuk melakukan perlawanan terhadap syetan dan penghinaan terhadapnya, bukan karena syetan bertempat tinggal di tempat tersebut, sebagaimana dugaan sebagian orang.
⛔ Syetan adalah musuh umat Islam, karena itu harus dijadikan sebagai musuh.
Allah berfirman:
(إِنَّ ٱلشَّیۡطَـٰنَ لَكُمۡ عَدُوࣱّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ )
[Surat Fathir 6]
"Sesungguhnya Syetan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah dia sebagai musuh".
Nabi Ibrahim bersama nabi Ismail diperintah oleh Allah membangun kembali al Ka'bah al Musyarrafah, setelah rusak terkena banjir bandang pada masa Nabi Nuh 'alayhissalam.
HIKMAH
- Al Ka' bah adalah rumah yang pertama kali dibangun di muka bumi. Nabi Adam yang pertama kali membangunnya.
- Hajar Aswad yang diletakkan di salah satu rukun Ka'bah adalah mutiara yang berwarna putih yang berasal dari Surga, menjadi hitam karena diusap-usap oleh orang-orang musyrik.
- Maqom Ibrahim adalah batu tempat berdirinya nabi Ibrahim 'alayhissalam ketika membangun ka' bah, batu itu diletakkan oleh nabi Ismail 'alayhissalam, setiap kali bangunannya meninggi.
- Al Ka'bah al Musyarrafah terletak di tengah bumi, sejajar dengan al Bait al Makmur di atas langit ke tujuh, tempat thowaf para malaikat.
- Al Ka'bah adalah kiblat sholat umat Islam, bukan tempat bagi Allah, karena Aqidah Aswaja menegaskan bahwa Allah ada tanpa tempat.
Setelah nabi Ibrahim bersama nabi Ismail selesai membangun Ka'bah, Allah memerintahkan beliau untuk menyeru umat manusia untuk haji, bahwa haji wajib atas mereka. Selanjutnya nabi Ibrahim bersama nabi Ismail menunaikan manasik haji.
(وَأَذِّن فِی ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ یَأۡتُوكَ رِجَالࣰا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرࣲ یَأۡتِینَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِیقࣲ)
[Surat Al-Hajj 27]
Hikmah
- Ibadah haji adalah salah satu syariat nabi Ibrahim yang ditetapkan sebagai syariat nabi Muhammad shallallahu alayhi wasallam.
- Nabi Ibrahim menunaikan Ibadah haji pertama kali dengan diajari oleh malaikat Jibril.
- Allah memperdengarkan seruan haji nabi Ibrahim kepada semua orang yang berada dalam rahim ibunya dan yang masih dalam tulang shulbi ayah mereka, yaitu orang-orang yang telah ditentukan Allah akan menunaikan haji sampai hari kiamat. Kemudian mereka menjawab dengan talbiyah:
لبيك اللهم لبيك.
- Jutaan jama'ah haji yang datang dari seluruh dunia pada setiap tahun adalah jawaban atas seruan nabi Ibrahim tersebut.
والله أعلم بالصواب
ALLAAH ADA TANPA TEMPAT
SYAHAMAH JEPARA
Posting Komentar untuk "Hikmah Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihimassalaam"