Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuan Guru Husein Kedah Malaysia

Sy beberapa waktu yang lalu mengaji langsung bersama Syaikh Dr. Salim Alwan di Jakarta. Kebetulan saya kenalan dengan jamaah yang berasal dari Malaysia. Ia salah satu murid dari Syaikh Dr. Mohammad Kalash, Murid Syaikh Abdullah Al Harari.
Nah dari nyambung guru inilah kami mendapatkan cerita tentang kealiman ulama Kedah Malaysia. Beliau adalah Tuan Guru Husein Kedah. 

Sejarah mencatat bahwa Tuan Haji Husein Kedah alBanjari atau nama aslinya adalah Abu Abdullooh Husein bin Muhammad Nashiir bin Syaikh Muhammad Thoyyib bin Mas'ud bin Qodhi Abu Su'ud bin Syaikh Muhammad Arsyad alBanjari bin Abdullooh. Beliau lahir di Kota Titi Gajah, tepat hari Ahad, 20 Jumadil Ula 1280 H atau tanggal 2 November 1863 M, Keddah. Hari wafatnya adalah hari senin, 18 Zulkoqdah 1354 H atau tanggal 10 Februari 1936 M. 

Tuan Hussein Keddah mendapat pendidikan agama dari kakeknya, syaikh Muhammad Thoyyib, dengan sistem pondok pesantren. Kakeknya ini adalah ulama besar yang dimuliakan di kedah Malaysia. Kakeknya ini sudah mengarang beberapa kitab yang diajarkan pesantrennya. Syaikh Muhammad Thoyyib ini berasal dari Banjarmasin, Kalimantan, Indonesia, sehingga dibelakang namanya diberi gelar Al Banjari. sehingga menjadi Syaikh Muhammad Thoyyib Al Banjari. Dan Syaikh Muhammad Thoyyib ini putra dari ulama besar Nusantara Indonesia yang bernama Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari, yaitu muallif kitab Sabilul Muhtadin. 

Sejarah Tuan Husein berada di Keddah berawal dari kakeknya yang bernama Syaikh Haji Qadhi Abu Su'ud perjalanan pulang dari Makkah, Haji, dan melewati Kedah. di Kedah ini beliau beristirahat dan mempersiapkan bekal pulang ke Banjarmasin. Akan Tetapi kesinggahan Beliau di kedah ini diketahui langsung oleh Sultan Kedah. Akhirnya ditemuilah Syaikh Haji Qadhi Abu Su'ud dan Sultan memohon kepada Syaikh untuk tinggal sementara agar menjadi guru Sultan dan rakyat Kedah. 

Tuan Hussin Kedah Kemudian melanjutkan pendidikannya di Patani, di Pondok Pesantren Bendang Daya. Dan belajar langsung kepada Pengasasnya, Haji Wan Musthofa bin Muhammad Al Fathoni (Tok-Bendang-Daya 1) dan juga belajar kepada Putranya Syaikh Abdul Qodir (Tok-Bendang-Daya II). Ketika belajar di Bendang Daya, Tuan Hussein berguru dengan Wan Ismail bin Musthofa (Cik Doi) dan juga Tok Kelaba. Tuan Hussein juga pernah mengaji di Pondok Pesantren Sumela, yaitu pesantren kakeknya belajar. Kemudian Tuan Hussein melanjutkan ke Makkah untuk memperdalam Agama. 

Ketika di Makkah, ia dipercayai oleh Haji Muhammad Sholeh, Pulau Pisang. Tuan Hussein berguru dengan para Ulama besar yaitu Syaikh Abdul Qodir bin AbdurRahman al-Fathoni, Sayyid Ahmad bin Zaini-Dahlan, Syeikh Muhammad bin-Sulaiman Hasbullooh alMakki, Syeikh Nawawi alBantani, Syeikh Umar Sumbawa, Syeikh Ahmad Umar Bali, Syeikh Ahmad Lingga, Syeikh Wan Ahmad al-Fathani dan masih banyak lagi.

Tahun 1896 M, Tuan Hussain pulang dan mengajar di pondok Pesantren Titi Gajah dan kemudian Beliau ditawari untuk membangun pondok sendiri di desa Alor Ganu. Al Hasil beliau pun mengajar di sana kurang lebih tiga tahun.

Tahun 1900 M, Tuan Hussein hijrah ke Bohor dan membuka kabin-nya. Alhasil santri laki-laki dan perempuan di pondok Bohor mulai usia 15-60 tahun. Tuan Hussein menjalankan pondoknya di Bohor sampai 12 tahun dan kemudian beliau terkenal dengan sebutan "Mr Hussein Bohor".

Tahun 1912 M, Tuan Hussein hijrah ke Bagan Ulu dan membangun lagi pondok pesantren. Sekarang dikenal dengan Pantai Merdeka. Pondok pesantrennya mendapatkan santri lebih dari 400 santri. dari kepiawaian beliau inilah Tuan Hussein dikenal dengan Tuan Guru Hussein Kedah. 

Tuan Hussein Kedah juga aktif menulis dan mengarang kitab. Diantara kitab kitab beliau adalah:
  1. An Nurul Mustafid fi Aqoidi Ahlit Tauhid, dikarang tahun 1305 H. Kitab ini berisi tentang Tauhid dan Akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
  2. Tamrinus Ash-Shibyan fi Bayani Arkanil Islam wal Iman. Kitab berisi tentang Penjelasan Rukun Islam dan Rukun Iman.
  3. Hidayatus Ash-Shibyan fil Ma'rifatil Islam Wal Iman. Kitab berisi tentang Tauhid dan Fiqih.
  4. Hidayatul Mutafakkiriin Fi Tahqiqi Ma'rifati Robbil 'Alamiin. Kitab ini selesai tanggal 3 RobbiulAkhir 1337 H. 
dari kitab kitab tersebut, menjelaskan tentang inti Akidah, yaitu Allaah Ada Tanpa Tempat dan Tanpa Arah. Inilah Kitab beliau yang membuktikan bahwa beliau meyakini akidah Ahlussunnah Waljamaah tersebut:
Lihat isi kitab berikut ini:

Karena inilah Syaikh Muhammad Kalash memujinya dan selalu mengirimkan Tahlil dan doa kepada Tuan Hussein Kedah. Hadiyatal Fatihah lahul Faatihah. 

Posting Komentar untuk "Tuan Guru Husein Kedah Malaysia"