Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semua mau Mendapatkan Untung dari sebuah Makam Waliyullah

 Dulu, para peziarah dan masyarakat berbondong-bondong untuk berkhidmah akan keberkahan makam Waliyullah. Mereka saling bantu membantu demi kelancaran ziarah dan ketertiban masyarakat. Bahkan dibuatkan aturan yang hanya berlaku di kawasan area makam wali tersebut. Hal ini diperuntukkan agar masyarakat tertib dan teratur serta tidak terjadi insiden di area yang keramat tersebut. 


Namun, kini, ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan situasi untuk mencari kentungan. Seperti mereka berjualan di sekitar, bahkan sampai pada lahan parkir. Tentu jika hal itu dengan proses kewajaran maka sah sah saja. Akan tetapi yang tidak wajar adalah mereka memperebutkan wilayah tertentu demi keuntungan semata. Termasuk, dalam hal ini juga pemerintah yang ikut andil. Seperti misalnya di Area Sunan Kalijaga. dan yang lainnya.

Dan baru baru ini terjadi insiden di kawasan ziarah sunan kudus. Tarif Parkir bus dipatok Rp.250.000,- apakah ini wajar??

Topik ini sudah menjadi viral di medsos, bahwa terjadi pungutan kepada para peziarah dengan tarif parkir yang "Mencekik".

Ini bermula dari unggahan akun Facebook Kudus TV Straming yang menampilkan keluhan Afifah Nibrosul Ilmi, seorang netizen.  "Nyampe 250k per bus," tulisnya.  Apa benar, teman?  “Saudara dari Banyumas kemarin ziarah rombongan,” kata akun lain, Coyeh Putra. Dia membalas, “Kalau 250 itu di Premo, mas. Aslinya dari Dishub cuma 50rb.”

Pernyataan ini memicu perdebatan sengit tentang transparansi dan kemungkinan pungutan liar di tempat parkir wisata religi.  Kudus juga dikenal sebagai tempat wisata utama bagi peziarah dari berbagai wilayah.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus, Catur Sulistiyanto, menolak keras laporan tentang tarif parkir bus peziarah hingga Rp250 ribu, yang telah dikonfirmasi.

bersambung dulu

Posting Komentar untuk "Semua mau Mendapatkan Untung dari sebuah Makam Waliyullah"