TERBARU

Makna Teman Duduk Bagi Orang-orang yang Berdzikir

Awas Hati-hati!! Untuk membaca artikel ini, Anda diharuskan sudah mempelajari ilmu tauhid dengan benar. Karena Artikel ini adalah artikel tahdir atau peringatan bagi kita semua.


فوائد نفيسة

سئل الإمام الحافظ الشيخ العبدري عن الحَديثِ الذي فيهِ أنّ اللهَ قَالَ لموسى: وأنَا جَلِيسُ مَن ذكَرَني.

فقال الشيخ: مَا لهُ صِحّة. مَا لَهُ أَصْلٌ لا يُروَى في الفَضَائل، هوَ يَلِي الموضُوع. شِبْهُ مَوضُوع، لكن لهُ تَأويل، ولا يَكفُر الشَّخصُ لمجَرّد رِوايَتِه إلا الذي يَفهَمُ مِنهُ إثباتَ الحيّز للهِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان وابن أبي شيبة في مصنّفِه) (قالَ السُّيُوطيّ في جمع الجوامع: وفيه محمّدُ بنُ جَعفَرٍ الْمَدائنيّ، قال أحمد: لا أُحَدّثُ عَنهُ أبَدًا. عن سلام بنِ سُليم المدائِني مَترُوكٌ. عن زَيد العمى ليس بالقَويّ)

سئل الشيخ: عن قولِ بَعضِ المنشِدين عن الله: "يا جَلِيسَ الذَّاكِرِينَ" 

فقال الشيخ: هُم يَستَنِدُونَ إلى حَدِيثٍ لَيسَ لَهُ صِحَّةٌ وهوَ "أنَا جَلِيسُ الذّاكِرِينَ" لكنّ هَذه العِبَارَةَ لَها تَأوِيلٌ، المنَزِّهُ يَعتَقِدُ أنّ اللهَ مَوجُودٌ بِلا جِهَةٍ ولا مَكَانٍ لا يَجُوز علَيهِ الاتِّصَالُ والانْفِصَالُ هَذا إذَا قَالَها لا تَضُرُّه في عَقِيدَتِهِ أمّا الذي لم يَتعَلَّمِ التّنزِيهَ تَضُرُّهُ في عَقِيدَتِه، الشَّخصُ إنْ خُشِيَ أنْ يَتَشَبَّثَ ولا يَقبَلَ أنْ يَترُكَ قَولَها يُقَالُ لهُ: هَذا لا يجُوزُ حَملُه على الظَّاهِر لأنَّ الظّاهِرَ أنّ اللهَ تَعالى لهُ مَكَانٌ ويَكُونُ قَرِيبًا مِنَ الذّاكِرِينَ بالْمَسَافَةِ، اللهُ لا يَجُوز علَيهِ القُربُ بالْمَسَافَةِ ولا البُعْدُ بالمسَافَةِ إيّاكَ أنْ تَعتَقِدَ أنّهُ قُربٌ مَسَافيٌّ. 

- الشّىءُ الذي يَكُونُ قَريبًا مِنَ الشَّىءِ الآخَرِ بالْمَسَافَةِ إمّا أنْ يَكُونَ مِثلَه أو أَصْغَرَ مِنهُ أو أكبَرَ مِنهُ وهَذا فيهِ إثبَاتُ التّركِيبِ والتّجَزُّئ والتّبَعُّضِ في ذاتِ اللهِ

- لذَلكَ عُلَماءُ أهلِ السُّنّةِ يَنفُونَ عن اللهِ القُربَ بالْمَسَافَةِ والبُعْدَ بالْمَسَافة.

- لكنْ إذَا قِيلَ الذّاكِرُ جَلِيسُ اللهِ مِن بابِ المجَازِ ويَفهَمُونَ مِنهُ أنّ الذّاكِرَ يُنَاجِي رَبَّهُ والذي يُنَاجِي رَبَّهُ يجِبُ أنْ يَكُونَ مُتَأدّبًا معَ اللهِ لا يَضُرُّ العَقِيدَةَ.

 يُوجَدُ كِتَابٌ مَنسُوبٌ للشّيخ عبدِ اللهِ سِرَاج الدّين الحَلَبيّ هَذا يَقُولُ فيهِ عن اللهِ جَارِي اللَّصِيق، يَقُولُ اللهُ جَارُه اللَّصِيق، هَذا صَرِيحٌ بالكُفرِ فيهِ إثْبَاتُ اتّصَالِ اللهِ بخَلْقِه، اسمُ هَذا الكِتَابِ "الدُّعَاءُ" حَذِّرُوا مِنهُ لَعَلَّهُ طُبِعَ في حَلَب.

 علم الدين امانة عظيمة

Faedah yang Berharga

Syaikh al-Hafidz al-Abdari, Abdullah Al Harari, ditanya tentang hadits yang mengatakan bahwa Allah berfirman kepada Nabi Musa:

وأنَا جَلِيسُ مَن ذكَرَني

Syaikh menjawab, "Hadits ini tidak shahih. Tidak ada asalnya dan tidak diriwayatkan dalam kitab-kitab tentang keutamaan. Hadits ini mirip dengan hadits palsu."

Namun, ungkapan tersebut dapat ditakwilkan, Seseorang tidak menjadi kafir atau murtad - batal keislamannya - hanya karena meriwayatkan hadits ini, kecuali jika dia memahami bahwa Allah bertempat di suatu tempat, maka hukumnya murtad -kafir-.

(hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya).

(Imam as-Suyuthiy juga berkata dalam "Jami' Al Jawami'": "Di dalam sanadnya, ada Muhammad bin Ja'far al Mada`iniyy. Imam Ahmad berkata: "Aku tidak pernah meriwayatkan darinya seumur hidupku. Dari Salâm bin Sulaim al Mada`iniyy ini harus ditinggalkan. Dari Zaid al-'Amma ini juga tidak kuat").

Syaikh juga ditanya tentang ungkapan sebagian penyair yang mengatakan tentang Allah:

"يا جَلِيسَ الذَّاكِرِينَ" 

Syaikh menjawab: "Mereka berpegang pada hadits yang tidak shahih, yaitu:

"أنَا جَلِيسُ الذّاكِرِينَ"

Namun, ungkapan ini dapat ditakwilkan, yaitu harus meyakini kesucian Allah, bahwa Allâh ada tanpa arah dan tempat, tidak boleh disifati dengan bersatu atau terpisah (dengan makhluk-Nya)."

Jika seseorang mengatakan ungkapan ini dengan pemahaman yang benar (Aqidah Tanzih, Allah Ada Tanpa Tempat), maka tidak akan membahayakan aqidahnya. Namun, jika seseorang belum mempelajari tauhid, maka ungkapan ini dapat membahayakan aqidahnya.

Ungkapan ( الذاكر جليس الله ) dapat dimaknai secara majaz, yaitu "orang yang berdzikir sedang bermunajat kepada Allah". Orang yang bermunajat kepada Allah haruslah beradab dan tidak akan membahayakan aqidahnya."

Apabila dikhawatirkan seseorang akan tetap bersikeras dan tidak mau meninggalkan ungkapan ini, maka katakan padanya: "Ini tidak boleh dipahami secara dzahirnya. Karena makna dzahirnya adalah Allah bertempat dan menjadi dekat dengan orang-orang berdzikir kepadaNya dengan kedekatan jarak. Padahal Allâh mustahil bagiNya jarak dekat ataupun jauh. Jangan sampai kalian meyakini adanya kedekatan jarak bagi Allâh.

Qaidah: Sesuatu yang dekat dengan sesuatu yang lain karena jarak, maka pasti memiliki ukuran, baik itu ukurannya sama, atau lebih kecil, atau lebih besar. Dan ukuran pasti menetapkan adanya susunan, bagian-bagian dan terbagi-bagi dalam Dzat Allah (dan ini mustahil bagi Allah). Karena itu, para ulama ahlussunnah wal jama'ah menafikan dari Allâh dengan jarak dekat maupun jauh.

Dan apabila dikatakan:

الذّاكِرُ جَلِيسُ اللهِ

maka ini adalah majaz (kiasan), dan harus dipahami bahwa orang yang berdzikir sedang bermunajat kepada Allâh, dan orang yang bermunajat kepada Allâh wajib beradab kepada Allâh, maka pemahaman ini tidak merusak aqidah.

Awas Hati-hati!!!

Ada sebuah kitab yang dikaitkan dengan Syaikh Abdullah Siraj ad-Din al-Halabi yang mengatakan:

اللهِ جَارِي اللَّصِيق

Ini jelas kekufuran karena menetapkan bahwa  Allah bersentuhan dengan makhluk-Nya. Nama kitab ini adalah 'Ad-Du'a' (Doa). *Berhati-hatilah dari kitab ini karena mungkin sudah dicetak di Halab (Aleppo)."

Intaha

Allâh Ada Tanpa Tempat

"Ilmu agama adalah amanah yang sangat besar."

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar