Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ziarah Sunan Giri Gresik Jawa Tmur

Saat saya Ziarah Sunan Giri Gresik sudah berkali kali. Kali ini saya sampai pada ziarah dengan berbarengan haul gresik. Haul Habib Abu Bakar Gresik.

Pada abad ke 14 M, Wilayah kekuasaan Blambangan dipimpin oleh Raja Prabu Mena-Sembuyu, keturunan Raja Prabu Hayam Wuruk dari Majapahit.

Ketika itu putri semata wayangnya sakit yang parah dan belum bisa terobati. Sakitnya ini sudah berbulan-bulan. segala macam obat sudah didatangkan. Tetapi masih nihil. Kala itu juga, wilayah Blambangan terjadi musibah terwabah penyakit kulit dan lainnya ke seluruh penjuru wilayah Blambangan. Akhirnya sang Raja pun menggelar Sayembara. Berikut Sayembaranya:
Siapa saja yang dapat menyehatkan/menyembuhkan puteri semata wayangnya, maka Jika laki-laki dijadikan menantu, jika perempuan akan diberi hadiah tanah dan emas. Dan siapa saja yang bisa menghapus musibah bencana wabah penyakit di wilayah Blambangan, maka ia akan dijadikan sebagai Bupati.
Sayembara ini tersampaikan kepada Syaikh Maulana Ishak dengan permintaan sang Patih. Karena sang Patih ini diperintah untuk mencari orang sakti, baik pertapa atau siapa pun. Dan bertemulah sang Patih ini dengan syaikh Maulana Ishak. Akhirnya permintaan sang Patih ini pun diterima, berangkatlah ke kerajaan. Namun, sebelum mengobati, Syaikh Maulana Ishak ini meminta imbalannya diganti. yaitu jika sembuh maka Sang Putri Prabu harus masuk islam untuk menikah dengannya. Alhasil, Sembuhlah Dewi Sekardadu, putri semata Wayang sang Prabu. Dan masuk Islam dan Akhirnya menikah dewi sekardadu dengan Syaikh Maulana Ishak.

Kemudian Maulana Ishaq ini pun berdoa kepada Allooh Untuk menghapus seluruh wabah yang ada di wilayah Blambangan. Setelah dikabulkan, Maulana Ishak ini pun diberi wilayah kekuasaan. Namun sampai disini mulai terjadi fitnah, dimana sang Patih menghasut Maulana Ishaq. Karena sang Patih tidak rela pengikutnya masuk Islam.

Ketika Istri, Dewi Sekardadu, hamil tujuh bulan, Syaikh Maulana Ishak pergi meninggalkan Blambangan Karena terjadi kudeta besar besaran dikarenakan Sang Patih tidak ingin wilayah Blambangan menjadi Islam. Dan 2 bulan setelah itu, Lahirlah putra dari Syaikh Maulanan Ishaq.

Karena Kebencian dari sang Patih kepada Maulana Ishaq, Anaknya pun ikut kena Hasut. Dan Kala itu Bencana kembali melanda wilayah Blambangan. dan Bayi itu dijadikan tumbalnya. Dan Akhirnya di buang ke laut dengan ditaruh kedalam peti.

Singkat cerita, Bayi yang ditengah samudra ditemukan oleh Nahkoda kapal yang berlayar saat itu. Karena Kapalnya tidak bisa bergerak hanya karena menabrak petik kecil yang indah. kemudian diambillah peti itu dan ditemukan anak kemudian baru bisa bergerak berlayar kembali.

Sang Nahkoda ini pun awalnya ingin melanjutkan ke arah pulau Bali, tetapi kapal berlayar ke Gresik. Kemudian sang Nahkoda memberi hadiah kepada pemilik Kapal, Nyai Ageng Pinatih. Sang Nahkoda pun berkata kalo Peti tersebut yang menjadikan Kapal balik lagi ke Gresik. Bayi tersebut akhirnya diberi Nama Joko Samudra (sunan Giri) dan dijadikan anak angkat Nyai Ageng Pinateh.
Saat berusia 11 tahun, Nyai Ageng Pinateh memondokkan Joko Samudra di Sunan Ampel Surabaya. Di Pesantren Sunan Ampel, terjadi keanehan di tengah malam, ketika itu, Sunan Ampel berwudlu kemudian sholat tahajud dan kemudian mendoakan santri santrinya. setelah itu, Sunan Ampel memeriksa satu persatu anak santrinya. Kemudia terjadi sinar yang terang dari anak santri. Kemudian Sunan ampel mengikat Sarungnya sebagai ciri untuk mengetahui siapa gerangan santri tersebut.

Keesokan hari, Setelah sholat shubuh, sunan Ampel bertanya kepada seluruh santrinya, "Siapa yang waktu bangun tidur, sarungnya terdapat ikatan?

Joko samudra langsung menjawab: "Ingsun Kanjeng Sunan."

Melihat paras Joko Samudra, Sunan Ampel menelusuri keturunan Joko Samudra tersebut. Nyai Ageng Pinanteh (nyai Semboja) pun menceritakan sedetailnya dan sejujurnya. Akhirnya pesan Syaikh Maulana Ishak kepada Sunan Ampel pun terjawab, dan Kemudian Joko Samudra diubah nama dengan Raden Paku.

Raden Paku akhirnya akrab dengan para putera Sunan Ampel, yaitu Makdum Ibrahim.
Ketika usia 16 tahun, Raden Paku dan Makdum Ibrahim ini melanjutkan belajar ilmu agama ke Negeri Pasai. Disinilah Raden Paku ketemu sang ayah kandungnya. yang memang Sunan Ampel menyuruhnya untuk berguru ke Ayahnya di Negeri Pasai.

Pesan ini sampai kepada Syaikh Maulana Ishaq dimana ada 2 orang santri yang akan menimba ilmu dengannya. Yaitu Raden Paku dan Makdum Ibrahim. Setelah ketemu, Syaikh Maulana Ishaq menceritakan semuanya kepada Raden Paku, begitu Juga Raden Paku menceritakan kehidupannya.

Perguruan pun selesai setelah dirasa cukup ilmu untuk dibawa ke Bumi Nusantara, dan Ayahnya memberi Raden Paku menjadi Syaikh Maulana Ainul Yaqien. Dan diberi bekal bungkusan tanah dibalut dengan Kain Putih. Sembari berkata: "Cari Tanah yang mirip dan sama dengan tanah yang ada di dalam kain putih ini, disana kamu bisa membangun perguruan/pesantren."

Kemudian, mereka kembali ke Jawa, Surabaya. Dakwah pun dilaksanakan sesuai tuntunan dan bimbingan Sunan Ampel, Syaikh Makdum Ibrahim berdakwah di Tuban, dan Syaikh Ainul Yaqin berdakwah di tanah ibu Angkatnya, Gresik.

Pernikahan Sunan Giri

Kala itu, Majapahit dipimpin oleh Ky Ageng SupaBungkul, yang punya banyak tanaman dan buah buahan termasuk pohon delima. Pohon delima ini aneh. Kisah keanehan buah delima itu ketika ada orang yang memetiknya, mengalami nasib ciloko, bahkan sampai meninggal.

Pada suatu hari, Sunan Giri (raden Paku) melewai taman yang ada pohon delima. Tiba-tiba buah delima jatuh di kepalanya Sunan Giri. Ketika itu Ky Ageng melihatnya dan akhirnya di tangkaplah sunan Giri kemudian diminta menikah dengan putrinya Dewi Wardah.

Sunan Giri pun kebingungan mendapatkan hal ini. Kemudian diceritakan kepada Sunan Ampel atas peristiwa yang dialaminya. Waktu itu juga Sunan Giri hendak menikah dengan Putri Sunan Ampel, Dewi Murtasiha. Akhirnya sunan Ampel menikahkannya lebih dulu dengan Putrinya dan kemudian Sunan Giri menikah dengan Dewi Wardah.

Pesantren Sunan Giri

Setelah menikah dan berdagang, kemudian ia memulai untuk berdakwah. Permulaan dakwahnya ia bersemedi di Goa 40 hari 40 malam. Yaitu bermunajat kepada Allaah Ta'ala. Goa tersebut ada di desa Kembangan dan Kebomas. Setelah selesai bersemedi, ia mulai mencari Tanah yang dibawakan ayahandanya.

Perburuan tanah yang mirip dengan tanah yang dibawakan oleh ayahandanya, ditemukan di kawasan bukit, Tanah tersebut sama dan cocok yaitu di desa Sidomukti. Dan kemudian didirikanlah Pesantren Giri (gunung). Akhirnya pesantren Giri dalam waktu yang singkat terkenal di Nusantara.

inilah cerita singkat Sunan giri. Ilmu yang dibawanya didapat dari dari sunan Ampel, dan ayahnya. dengan mengajarkan akidah Tanzih. Mensucikan Allah.

Posting Komentar untuk "Ziarah Sunan Giri Gresik Jawa Tmur"