Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ziarah ke Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Abdullah bin 'Aqil bin Yahya Al 'Alawi

Jumat malam saya (21/7) berangkat ke Jakarta, hendak mengikuti talaqi bersama guru syaikh salim alwan di UNJ (Universitas negeri Jakarta). Alhamdulillah sampai di Terminal Pulogebang. kemudian dijemputlah saya oleh sahabat saya, Ustad Hasan Al Batawi. (karena dia asli betawi). Tiba di pulogebang pukul 4 pagi.
akhirnya saya di ajak berziarah ke beberapa wali di jakarta timur ini. Yang pertama adalah putra dari Sunan gunung jati cirebon.
Beliau bernama pangeran Salim bin Sunan gunung Jati Cirebon. Lokasinya ada di perumahan. di tengah perumahan terdapat makan pangeran salim.

dilanjutkan ke Lokasi kedua, Alhamdulillah sampai sana pas subuh. akhirnya kami sholat berjamaah di masjid depan lokasi makam Sayyid Utsman bin Abdullah bin 'Aqil bin Yahya Al 'Alawi.
Setelah selesai sholat subuh berjamaah, alhamdulillah bisa masuk ke makam mufti betawi ini. beliau adalah mufti betawi yang sangat fenomenal. Mufti Betawi ini bernama lengkapnya Sayyid Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya al ‘Alawi. Seorang wali yang banyak menulis kitab-kitab dan buku-buku berbahasa Melayu dan betawi yang hingga sekarang salah satu bukunya menjadi buku pelajaran dan ajar di kalangan masyarakat betawi tentang akidah. Akidah yang menjelaskan akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Al Asy'ari. Buku tersebut adalah Sifat 20.

Dalam karya Sayyid Utsman Bin abdullah, Bernama “Az-Zahr al Basim fi Athwar Abi al Qasim”, hal.30, beliau mengatakan:

“…Allah Ta'ala yang maha suci dari pada jihah (arah)…”.
ini Artinya Allah Ada Tanpa Arah.

Guru kami Abdul Hadi Isma'il Cipinang Kebembem, Jatinegara, Jakarta Timur dalam bukunya "Tukilan Ushuluddin Bagi Orang yang Baharu Belajar Pokok-Pokok Agama," hal. 6 juga mengatakan:

"Bermula jalan tiada bersamaannya Allah ta'ala pada Dzatnya ialah karena Dzat Allah ta'ala itu qadim  (tanpa permulaan) bukan jirm yang mengambil lapang, dan bukan jism (benda) yang dapat dibagi, dan bukan jawhar fard yang menerima bandingan."

Pada bukunya juga di hal. 10 mengatakan:
"Sifat Allah yang ke tiga belas ialah "kalam" artinya berkata-kata Allah dengan firman-Nya yang tiada berhuruf dan tiada bersuara dan tiada seperti perkataan makhlukNya (yang sifat makhluk adalah baharu/bermula)."

Baca juga: Haul Mbah Pakis Aji Potroyudan Jepara

Guru Kami juga Muhammad Thahir jam'an, Muara, Jatinegara, Jakarta Timur dalam bukunya "Tashfiyatul Janan fi Tahqiq Mas-alah 'Aqa-id al Iman- Mensucikan Hati di dalam Menyatakan masalah 'Aqa-id al Iman," hal. 15 juga menjelaskan bahwa:

"(Soal) Apa sebab Allah ta'ala tiada bersamaan bagi segala yang baharu pada dzat-Nya ?
(Jawab) sebab Dzat Allah ta'ala itu bukan jirm, dan bukan jism (benda) dan bukan jawhar fard."

Pada hal. 26-27 juga menjelaskan :
"(Soal) Apa artinya kalam?
"(Jawab) Yakni sifat yang qadim yang tetap bagi dzat Allah ta'ala yang berta'alluq (berkaitan) dengan apa yang ilmu-Nya berta'alluq dengannya dan suci dari suara dan huruf dan segala sifat baharu (makhluk)."

Posting Komentar untuk "Ziarah ke Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Abdullah bin 'Aqil bin Yahya Al 'Alawi"